KARYA INOVASI
media pembelajaran
MEDIA WAYANG
SEJARAH
Link video penerapan media:
A. Pendahuluan
Pembentukan karakter bangsa terutama pada pembentukan
semangat nasionalisme adalah hal yang mendesak yang harus dilakukan pada
generasi muda saat ini. Lunturnya semangat nasionalisme semakin terlihat ketika
para siswa zaman sekarang kurang mengahargai semangat kepahlawanan seperti,
rela berkorban, tanpa pamrih, bekerja keras, kedisiplinan, sopan santun
terhadap orang tua dan guru. Salah satu faktor penyebabnya adalah guru kurang
berinovasi dalam memberikan pembelajaran sejarah.
Sebagai ujung tombak penanaman nasionalisme, Guru sejarah
mengambil peran yang sangat penting terhadap nilai-nilia karakter generasi
bangsa ini. Mengingat pentingnya setiap peristiwa sejarah, maka diharapkan Guru
mampu memasukkan nilai-nilai nasionalisme secara secara menarik dan
menyenangkan.
Saya sebagai widyaiswara di lembaga Pusat Pengembangan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kewarganegaraan dan
Ilmu Pengetahuan Sosial (PPPPTK PKn dan IPS) merasa terpanggil untuk
mengembangkan media pembelajaran guna membantu guru dalam berinovasi
pembelajaran. Dalam upaya tersebut saya tidak henti-hentinya terus berkreasi
dan berusaha menyalurkan ide-ide kreatif kepada rekan-rekan guru di seluruh
Indonesia, bagaimana penggunaan dan cara pembuatan media pembelajaran yang
inovatif tersebut. Media yang saya ciptakan ini bernama “Media Wayang Sejarah”.
Saya mendesain bagaimana pembelajaran sejarah mampu
menumbuhkan semangat nasionalisme, mampu bekerjasama dan berkomunikasi aktif
dan kreatif dalam menceritakan kembali peristiwa sejarah dengan penuh
penghayatan. Dengan memanfaatkan sentuhan seni wayang sejarah, dan alur
kronologis peristiwa sejarah, maka pembelajaran sejarah akan lebih menarik dan
menyenangkan "Joyfull
learning".
Media Pembelajaran Wayang Sejarah ini merupakan hal yang
baru yang saya ciptakan sejak tahun 2008. Dalam perkembanganhya media ini cukup
membantu dalam pembelajaran sejarah sehingga banyak dari guru guru di Indonesia
meniru hal yang sama seperti apa yang saya lakukan. Sebenarnya suatu kebanggan
tersendiri bagi saya karena karya saya telah dapat menginspirasi mereka dalam
pembuatan media pembelajaran. Namun demikian saya sebagai pencipta yang pertama
merasa penting akan pengakuan atas hak cipta/intelektual yang pernah saya
ciptakan untuk pertama kalinya tersebut.
B. TUJUAN
Tujuan diciptakan media wayang sejarah adalah untuk:
1.
Membantu siswa dalam memahami kronologis sebuah peristiwa
sejarah
2.
Membangkitkan minat belajar siswa pada pembelajaran
sejarah
3.
Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik dan
menyenangkan
4.
Menumbuhkan semangat nasionalisme, kreatifitas dan
komunikasi.
Media ini di desain sedemikian rupa sehingga pembelajaran
sejarah mampu menumbuhkan semangat nasionalisme, mampu bekerjasama, berkomunikasi
aktif dan kreatif dalam menceritakan kembali peristiwa sejarah. Dengan
memanfaatkan sentuhan seni dan kearifan lokal yaitu wayang sejarah, maka alur
kronologis peristiwa sejarah akan tergambarkan secara menarik dan menyenangkan "Joyfull
learning".
C. Manfaat
Banyak manfaat dari media yang telah saya ciptakan yaitu:
1.
Bagi Siswa
Dapat
membantu siswa dalam memahami dan menghayati kronologis peristiwa-peristiwa
sejarah masa lalu sehingga pelajaran sejarah dapat menarik dan menyenangkan bagi siswa.
2.
Bagi Guru
Dapat
memberikan solusi pada guru sejarah dalam upaya mengatasi masalah siswa yaitu
menurunnya minat dan hasil belajar sejarah.
3.
Bagi Sekolah
Dapat
memberikan banyak pilihan tentang pembelajaran sejarah yang selama ini sangat
terbatas ketersediaannya di sekolah-sekolah.
4.
Bagi MGMP
Dapat memberikan
inspirasi bagi teman-teman MGMP, ternyata media pembelajaran sejarah mampu
dibuat secara kreatif dan menarik oleh guru sendiri.
5.
Bagi Dinas Pendidikan
Dapat
memberikan masukan pada Dinas Pendidikan setempat sebagai salah satu contoh
bentuk media pembelajaran kreatif, sehingga memberikan motivasi pada guru guru
untuk terus berkreasi dan berinovasi.
D. ALAT DAN BAHAN
Dalam pembuatan Media Wayang Sejarah
ini ada beberapa alat dan bahan yang perlu di siapakan. Namun alat dan bahan
ini tidak harga mati. Ada beberapa bahan yang dapat digantikan oleh bahan lain
yang sejenis tanpa mengurangi kualitas hasilnya. Adapun alat dan bahan yang
perlu disiapkan dalam pembuatan media ini antara lain:
1)
Alat
Ø Gunting / Cutter
Ø Penggaris, Pensil/Bolpoint,
Penghapus
Ø Tatah, Palu/Ganden
Ø Lakban
Ø Lilin / Lampu
Ø Puas
Ø Jarum, Benang
2)
Bahan
Ø Cotton Bat
Ø Lem, Gabus
Ø Gambar-gambar Pahlawan
Ø Cat, Tinner, Airbrush, cleaner.
Ø Bambu/Garan
E. Prosedur Pembuatan
Media Wayang Sejarah ini telah di buat
sejak tahun 2008. Ketika itu ada even Lomba Guru Kreatif (LKG) se-Jawa.
Bersamaan dengan lomba tersebut saya telah memciptakan Media Wayang Sejarah
ini. Prosedur pembuatan media ini di rancang dengan sentuhan imajinasi dan
karya seni yang tinggi. Hasil rancangan pembuatan dapat di rangkum pada prosedur
pembuatan media berikut ini
:
1. Pembuatan Kronologis Peristiwa Sejarah.
Pembuatan Media
Wayang Sejarah diawali dengan guru menentukan materi pokok yang akan digunakan dalam
pembelajaran. Selanjutnya guru membuat narasi atau dialog pada
kronologis peristiwa sejarah yang terjadi. Agar terjadi kolaborasi dengan
siswa, ada beberapa dialog yang ditugaskan pada siswa untuk mengucapkannnya.
Misalnya yel-yel Bung Tomo, Ultimatum Jendral Mansregh dalam bahasa Inggris dan
seterusnya. Dialog dan narasi ini di buat sesederhana mungkin agar siswa
benar-benar memahami peristiwa sejarah perjuangan bangsa dengan mudah.
Dari narasi dan dialog wayang tersebut maka dapat dibuat tokoh-tokoh
wayang siapa saja yang harus diciptakan. Misalnya pada peristiwa proklamasi,
maka tokoh wayang yang perlu dibuat adalah Sukarno, Hatta, Ahmad Subardjo,
Rajiman Widyodiningrat, Muwardi, Sukarni, Syahrir, Sayuti Melik, Suhut, Latif
Hendraningrat, Subeno, BM Dyah dan seterusnya. Untuk peristiwa 10 November di
Surabaya (Hari Pahlawan) maka tokoh yang perlu dibuat adalah Bung Tomo,
Sukarno, Malaby, Mansregh, Arek-arek Surabaya dan seterusnya. Untuk peristiwa
penyebaran Agama Islam di Jawa, maka tentu tokohnya adalah sembilan Wali Sanga
tersebut. Sedangkan untuk peristiwa G 30 S adalah pahlawan Revolusi dan
seterusnya.
Agar pagelaran wayang tampak hidup, maka perlu di buat
properti yang melengkapi wayang tersebut. Misalnya untuk peristiwa proklamasi
dibutuhkan background/pakeliran rumah Sukarno, bendera merah putih, sebuah
tiang bendera lengkap dengan tali untuk pengibaran bendera saat proklamasi dan
kotak wayang sebagai tanahnya. Tentunya semua dibuat dengan ukuran mini.
Sedangkan pada peristiwa 10 November diperlukan properti berupa background/pakeliran
jembatan merah, pesawat terbang Musquito, Tank Meriam, Kapal Selam Sussex,
sejumlah tentara Sekutu bersenjata lengkap, sejumlah arek-arek Surabaya
bersenja sederhana dan kotak wayang sebagai tanahnya. Sedangkan untuk
mengiringi pagelaran wayang tersebut di perlukan alunan musik-musik perjuangan.
Kerangka tubuh Wayang Sejarah dibuat dari kertas duplex/karton dengan ukuran
40x15 cm. Kerangka terdiri atas badan, kaki, dan tangan wayang sejarah.
Pembuatan dengan kreativitas sendiri seperti pembuatan wayang kulit pada
umumnya. Untuk memudahkan pembuatan wayang berikutnya, maka perlu di buat
mal/pola kerangka tubuh wayang. Pola yang telah terbentuk dapat dipakai untuk
membuat wayang berikutnya dengan sedikit perubahan sesuai keinginan. Berikut
ini mal/pola kerangka tubuh wayang yang telah dibuat:
Teknik pengguntingan dapat dilakukan dengan cutter dan gunting. Sedang
khusus untuk pembuatan lobang lengan dengan alat tatah wayang dan palu/ganden. Untuk menyambungkan antar lengan
wayang digunakan cotton-bat yang dibakar seperti nampak pada gambar berikut
ini.
Agar wayang dapat berdiri di atas meja, wayang perlu diberi penyangga atau “garan” yang
terbuat dari bambu kecil. Pada awalnya Wayang di tancapkan di atas meja dengan
media pelepah pohon pisang. Tapi karena sifatnya yang tidak awet, maka diganti
dengan kotak stereform sebagai tempat berdirinya wayang. Kotak tersebut sekaligus
berfungsi untuk menyimpan wayang (kotak wayang) seperti yang terlihat pada
gambar berikut ini.
Semua kerangka wayang di warna dengan cat sesuai dengan warna baju
dan celana tokoh aslinya. Teknik pengecatan dapat dengan cara di cat
langsung dengan kuas ataupun bisa dengan alat semprot atau airbrush. Agar hasil pewarnaan kelihatan mengkilat dan awet maka
sebagai finishing di semprot dengan cleaner.
Pembuatan wajah Wayang Sejarah dapat di lakukan dengan berbagai
macam cara. Pertama dengan cara menggambar langsung wajah wayang sesuai dengan tokoh
sejarah. Ada beberapa tokoh yang harus di gambar langsung sesuai imajinasi.
Seperti arek-arek surabaya, pasukan sekutu tank, pesawat dan seterusnya. Teknik
kedua dapat dilakukan dengan mengambil foto/gambar tokoh sejarah yang sudah ada
di buku-buku, poster-poster maupun di internet. Hasil pengambilan lalu kita
sesuakan besar kecilnya dan ditempelkan di kepala wayang tersebut. Teknik untuk
merubah besar kecilnya wajah dapat digunakan dengan foto copy, scanner lalu di
edit dengan program Photoshop CS5. Langkah
kedua ini untuk mendekatkan wajah para tokoh wayang dengan wajah
aslinya, namun selama masih mampu menggambar langsung akan lebih baik. Berikut ini
gambar teknik pembuatan wajah wayang.
Sebagai akhir dari pembuatan wayang adalah properti/pernak-pernik
yang melatar belakangi kejadian sejarah pada saat itu. Misalnya di belakang
wayang sejarah diberi gambar situasi pertempuran sebagai “kelir” atau backgroundnya, bentuk miniatur meja, jembatan
merah, bendera, tiang bendera lengkap dengan tali untuk mengibarkan bendera dan
seterusnya.
Jika pembuatan wajah, badan, tangan, kaki, serta properti wayang telah
selesai, maka wayang sejarah siap dipentaskan. Proses pembuatan wayang memang
cukup panjang, dan memerlukan kreatifitas seni yang tinggi bagi si pembuat,
namun hasilnya sangat sebanding dengan apa yang diperoleh, karena menghasilkan
media yang cukup unik dan menyenangkan bagi siswa. Bahkan jika guru menerapkan
media ini, merupakan pengalaman menarik bagi siswa yang tidak pernah terlupakan
selama hidupnya. Berikut ini contoh bentuk properti media wayang sejarah.
F. Bentuk Media
Bentuk media pembelajaran wayang sejarah ini
merupakan gunakan antara media audio visual,
kreatifitas seni wayang, kearifan lokal dan pembelajaran sejarah itu sendiri.
Karena wayang yang digunakan adalah para tokoh sejarah perjuangan bangsa maka
media ini diberi nama media “Media
Wayang Sejarah ". Media Wayang Sejarah adalah alat bantu pembelajaran berupa wayang tokoh tokoh sejarah
yang digunakan
untuk menjelaskan
kronologis peristiwa sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Wayang tersebut didesain khusus untuk
pembelajaran, dimana guru sebagai pendalang dan siswa merangkum isi dari
peristiwa sejarah tersebut. Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil
rangkumannya dengan menceritakan kembali peristiwa sejarah menggunakan Media
Wayang Sejarah.
Bentuk Media Wayang Sejarah yang telah saya ciptakan ada beberapa seri.
Diantaranya adalah seri peristiwa Proklamasi, seri Peristiwa 10 November di
Surabaya (Hari Pahlawan), Seri kisah Wali Sanga. Adapun seri-seri yang lain
masih dalam proses pengembangan secara terus menerus. Adapun masing-masing seri
memiliki beberapa tokoh yang berperan pada masa itu. Misalnya pada peristiwa
Proklamasi ada wayang tokoh Sukarno, Hatta, sedangkan pada seri peristiwa 10
November ada tokoh Bung Tomo dan seterusnya. Seluruh wayang tokoh sejarah yang
telah saya buat berjumlah 147 wayang dengan masing-masing karakter tokoh yang
berbeda-beda.
Media Wayang Sejarah ini, merupakan
asli hasil karya kreasi saya sendiri yang masih terus saya kembangkan dan saya perjuangkan di berbagai kesempatan untuk
mencari hak patennya. Dengan harapan agar
karya ini menjadi budaya pendidikan sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada
umumnya dan dikalangan siswa pada khususnya sehingga tidak lagi diambil hak
ciptanya oleh bangsa lain. Adapun bentuk Media Wayang Sejarah ini adalah sebagi
berikut.
G. Penerapan Media di Sekolah
Penerapan Media
wayang Sejarah dapat di lakukan pada mata pelajaran sejarah di SMA/MAN/SMK
maupun materi yang mengandung unsur sejarah perjuangan bangsa di jenjang SD/MI
dan SMP/MTs. Media ini dapat di terapkan pada pembelajaran baik yang
menggunakan kurikulum 2006 maupun kurikulum 2013. Tinggal di sesuaikan saja.
Media pembelajaran ini dapat di gunakan pada kompetensi
dasar tertentu yang telah tercantum pada kurikulum yang di gunakan. Tinggal di
sesuaikan saja. Misalnya untuk Media Wayang Sejarah seri Peristiwa 10 November
di Surabaya dapat digunakan jenjang SMP
mata pelajaran IPS Kurikulum 2006. Media ini dapat digunakan pada materi kelas
IX semester ganjil, pada Kompetensi Dasar 2.1. Mengidentifikasi Usaha Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan Indonesia. Indikatornya adalah 2.1.1.Menjelaskan Perjuangan Bersenjata pada Peristiwa Pertempuran
10 Nopember 1945 di Surabaya. Sedangkan pada kurikulum 2013, media ini dapat digunakan
pada materi kelas IX semester genap, pada Kompetensi Dasar 3.4 Menganalisis
kronologi, perubahan dan kesinambungan ruang (geografis, politik, ekonomi,
pendidikan, sosial, budaya) dari awal kemerdekaan sampai awal reformasi dan 4.4.
Menyajikan hasil analisis kronologi, perubahan dan kesinambungan ruang
(geografis, politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari awal kemerdekaan
sampai awal reformasi. Indikatornya adalah 3.4.1. Menjelaskan dengan singkat
perkembangan politik pada awal masa awal kemerdekaan. Sub materinya adalah Menjelaskan
perjuangan bersenjata melawan sekutu pada peristiwa pertempuran 10 Nopember
1945 di Surabaya. Sedangkan pada KD 4.4.1 lebih pada praktek siswa menyajikan
kembali bagaiama kronologis peristiwa 10 November di Surabaya.
Adapun
penerapan Media Wayang Sejarah secara umum dapat di jelaskan dengan langkah
langkah sebagai berikut.
1. Persiapan Pembelajaran.
Persiapan
meliputi kegiatan menyiapkan persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai, mulai
dari penyediaan
tokoh-tokoh wayang perjuangan,
setting tempat/pakeliran, tape recorder sebagai iringan musik, warless atau mic
serta properti lain yang
mendukung kelancaran pertunjukkan wayang. Persiapan ini sangat diperlukan karena
jika tidak ada persiapan yang matang, bisa jadi waktu pembelajaran akan habis
tersita hanya untuk persiapannya.
2. Penjelasan Skenario
Pembelajaran.
Untuk
menerapkan media ini, maka siswa perlu mendapatkan penjelasan secara jelas tentang skenario pembelajaran yang
akan dilaksanakan, agar proses pembelajaran sejarah dapat berjalan dengan
lancar.
Penjelasan skenario pembelajaran dilakukan guru pada saat kegiatan pendahuluan
pembelajaran.
Guru menjelaskan
penggunaan Wayang Perjuangan mulai dari perkenalan
tiap-tiap wayang tokoh perjuangan, keterlibatan siswa dalam pagelaran wayang, langkah-langkah
kegiatan siswa dalam lembar kerja, pembuatan resume atau rangkuman, sampai dengan bagaimanakah
aturan main siswa
ketika presentasi
di depan kelas dengan
menggunakan Media Wayang Sejarah.
3. Pementasan Wayang Sejarah.
Tahap pementasan atau pagelaran adalah seorang guru menampilakan tokoh-tokoh sejarah yang telah dibuat, dengan
dialog-dilaog menarik sebagai
pendalang. Ketika wayang ini dipentaskan juga diringi musik
musik perjuangan. Dengan demikian diharapkan siswa
mampu memahami kronologis peristiwa sejarah, tanpa harus menghafal bacaan secara verbal dan membosankan. Dalam
pementasan wayang sejarah ini, guru juga melibatkan siswa dalam menjelaskan peristiwa sejarah. Misalnya, pada peristiwa 10
November di Surabaya, kobaran semangat dari Bung Tomo ditirukan oleh seluruh siswa dengan
yel-yel “Allohu Akbar, merdeka merdeka”. Bahkan pada saat mendalang, guru dapat berkolaborasi dengan siswa
dengan cara menugaskan siswa untuk ikut mendalang dengan beberapa narasi yang
telah dihafalkan oleh siswa ( contoh ultimatum Jenderal Mansregh dalam bahasa
Inggris). Pengibaran sang Merah Putih oleh Suhud dan Lalif Hendraningrat, juga
dapat praktekkan langsung oleh dua orang siswa. Sementara seluruh kelas
mengiringinya dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama.
Ketika guru mendalang, siswa membuat catatan kecil dari peristiwa sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Siswa dibagikan lembar kerja dan dijelaskan tugas masing-masing kelompok. Di dalam lembar kerja siswa ada beberapa tugas yang antara lain adalah menyusun narasi/dialog kronologis peristiwa dengan menggunakan bahasanya sendiri. Hal ini di maksudkan agar kronologis peristiwa dapat benar benar di mengerti siswa sesuai dengan bahasanya sendiri. Dengan mengacu pada berbagai referensi, siswa mulai berdiskusi dan membuat narasi/dialog tersebut. Sedangkan guru membimbing agar dapat memberikan kesempatan berkreasi dan berimajinasi dengan gaya bahasanya sendiri tentang alur kronologis peristiwa sejarah.
Narasi/dialog yang telah mereka buat, selanjutnya dipresentasikan di depan kelas, dengan menggunakan Media Wayang Sejarah. Masing-masing kelompok membagi tugas untuk menjadi karakter di masing masing tokoh sejarah. Dengan pembagian yang khas masing-masing siswa mendalami peran yang telah di berikan. Ketika kelompok mulai mendalang juga di perdengarkan alunan musik musik perjuangan agar suasana heroik dan semangat patriotisme tercipta di ruangan tersebut.
Ketika guru mendalang, siswa membuat catatan kecil dari peristiwa sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Siswa dibagikan lembar kerja dan dijelaskan tugas masing-masing kelompok. Di dalam lembar kerja siswa ada beberapa tugas yang antara lain adalah menyusun narasi/dialog kronologis peristiwa dengan menggunakan bahasanya sendiri. Hal ini di maksudkan agar kronologis peristiwa dapat benar benar di mengerti siswa sesuai dengan bahasanya sendiri. Dengan mengacu pada berbagai referensi, siswa mulai berdiskusi dan membuat narasi/dialog tersebut. Sedangkan guru membimbing agar dapat memberikan kesempatan berkreasi dan berimajinasi dengan gaya bahasanya sendiri tentang alur kronologis peristiwa sejarah.
Narasi/dialog yang telah mereka buat, selanjutnya dipresentasikan di depan kelas, dengan menggunakan Media Wayang Sejarah. Masing-masing kelompok membagi tugas untuk menjadi karakter di masing masing tokoh sejarah. Dengan pembagian yang khas masing-masing siswa mendalami peran yang telah di berikan. Ketika kelompok mulai mendalang juga di perdengarkan alunan musik musik perjuangan agar suasana heroik dan semangat patriotisme tercipta di ruangan tersebut.
5. Presentasi Siswa.
6. Tanya Jawab.
Setelah presentasi maka
kelompok lain menanggapi dengan memberikan pernyataaan dan pertanyaan pada
kelompok penampil. Sementara itu kelompok penampil memberikan tanggapan. Dalam
sesi tanya jawab ini akan terjadi diskusi yang seru karena masing masing
kelompok dan individu juga ingin menampilkan performance yang bagus karena ada
penilaian keaktifan melalui polling/angket.
7. Penilaian.
Untuk penilaian hasil belajar dari penggunaan media ini
dapat berwujud kognitif, afektif maupun psikomotorik. Penilaian tersebut dalam
bentuk ulangan harian, pengamatan, angket dan polling dari siswa untuk menilai keaktifan
teman sejawat ketika presentasi. Dari ke
4 instrumen tersebut dapat dilihat sejauh mana perkembangan hasil belajar siswa
dengan menggunakan Media Wayang Sejarah. Dari beberapa hasil ujicoba yang telah
dilakukan, media ini juga mampu membangkitkan kreastifitas, minat belajar,
kepercayaan diri siswa, karakter nasionalisme serta hasil belajar siswa. Berikut
ini salah satu contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di gunakan
untuk praktek pembelajaran di sekolah dengan Media Wayang Sejarah. Untuk
pengembangannya di sesuaikan dengan sekolah masing masing.
H. Dampak Penggunaan Media
Dampak dari penggunaan media ini
sangat luas, baik dampak yang bersifat intern maupun ekstern. Bagi siswa,
pembelajaran dengan
menggunakan Media Wayang Sejarah ini menjadikan
pembelajaran lebih menyenangkan sehingga
membangkitkan minat belajar siswa. Dengan bangkitnya minat belajar siswa, maka memacu peningkatan
hasil belajar siswa. Media ini juga berdampak pada semakin mudahnya
memahami kronologis peristiwa sejarah. Dengan media ini, juga mampu menumbuhkan
semangat nasionalisme, kreatifitas dan komunikasi.
Bagi Guru, dapat memberikan solusi pada guru sejarah dalam upaya mengatasi masalah
siswa tentang kurangnya
minat belajar sejarah. Bagi Sekolah, dapat
memberikan
tambahan sarana pembelajaran berupa media pembelajaran sejarah, sehingga
memberikan tawaran lebih beragam lagi dalam
penggunaan media pembelajaran di sekolah. Bagi MGMP, dapat
memberikan inspirasi bagi teman-teman MGMP, ternyata media pembelajaran IPS
sejarah mampu dibuat secara kreatif dan menarik oleh guru sendiri.
Tidak hanya sampai di situ, media ini
juga mampu menjadi insprasi untuk memunculkan ide ide kratif yang lain, selain
Media wayang Sejarah ini. Contoh pada tahun 2008, media ini memenangkan juara
pertama Lomba Guru Kreastif se Jawa. Sebagai juara pertama banyak guru yang
bertanya tanya tentang pembuatan media ini. Bahkan ada seorang guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia yang meminta izin untuk membuat media serupa namun
dengan tokoh yang ber beda. Mereka membuat tokoh wayang fabel(hewan). Di mana
di mata pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ada penokohan hewan hewan
sebagai bahan ceritanya. Dari sinilah Media Wayang Sejarah mampu menginspirasi
memunculkan jenis media yang lain dan betr manfaat bagi dunia pendidikan.
Penggunaan Media Wayang Sejarah ini
telah mendapatkan berbagai penghargaan di tingkat nasional. Perjalanan
penciptaan dan penyempurnaan media ini sangatlah panjang. Namun secara garis
besarnya adalah bahwa media ini pernah menjadi juara pertama Lomba Guru Kreatif
se Jawa tahun 2008. Sesuai dengan perkembangan waktu dan penyempurnaan dari
media tersebut maka pada tahun 2010 berhasil kembali menjadi juara ke tiga pada
ajang Lomba Kreasi dan Inovasi Media Pembelajaran (LKIMB) tingkat Nasional yang
diadakan oleh Kemendikbud. Tidak sampai di sini, dengan contoh sebagai “best practice” atau contoh terbaik, maka media ini juga
berhasil menjadi juara pertama Lomba Guru Berani menginspirasi tingkat Nasional
di tahun 2016. Selain beberapa kejuaraan tersebut, masih banyak dari media ini
di paparkan dalam berbagai forum ilmiah di tingkat Nasional. Misalnya pada
tahun 2017 menjadi pemarasaran di ajang Simposium Guru tingkat Nasional. Juga
pada tahun 2018 kmaren, juga menjadi pemateri pada kegiatan Konferensi Nasional
di Bali (Konasgi). Bahkan dengan penciptaan media ini, dapat bertemu dengan
Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo pada tahun 2017 pada penghargaan
tertinggi guru guru se Indonesia yang telah berprestasi secara terus menerus
pada dunia pendidikan. Berikut
dokumentasi yang membanggakan dari dampak penciptaan Media Wayang Sejarah.
I. Kesimpulan
Semakin lunturnya rasa nasionalisme bagi generasi muda
saat ini menjadi tantangan terbesar bagi guru sejarah. Guru sejarah sebagai
ujung tombak menumbuhkan rasa nasionalisme pada siswa di tuntut untuk lebih
kreatif dalam menghadirkan pembelajaran sejarah. Untuk itu bagaimana usaha guru
sejarah menghadirkan bagaimana pembelajaran sejarah mampu diminati siswa,
sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dengan tertarik dan menyenangkan.
Melalui media baru yang saya ciptakan, yaitu "Media
Wayang Sejarah " ini, maka pembelajaran sejarah mampu menumbuhkan
semangat nasionalisme, mampu bekerjasama dan berkomunikasi aktif dan kreatif
dalam mengungkap kembali kronologis peristiwa sejarah dengan penuh penghayatan.
Dengan memanfaatkan sentuhan seni wayang sejarah, kearifan budaya lokal dan
alur kronologis peristiwa sejarah, maka pembelajaran sejarah akan lebih menarik
dan menyenangkan "Joyfull learning".
Dari penciptaan Media Wayang Sejarah juga mampu memberikan inspirasi bagi
mata pelajaran lain untuk menciptakan media pembelajaran lain yang lebih
kreatif dan inovatif. Dengan penciptaan media ini, membuktikan bahwa tidak
selamanya pembelajaran sejarah itu membosankan. Dengan daya inovasi yang
awalnya sederhana jika di kerjakan dengan sungguh sungguh maka akan
menghasilkan sebuah karya yang luar biasa dan menajdi solusi di dunia
pendidikan saat ini.
Daftar pustaka
Ahzar
Arsyad. 2002, Media Pendidikan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Basuki Wibawa. 2001. Media Pengajaran.
Jakarta: Depdikbud.
Oemar Hamalik. 1989. Media Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung :
Tarsito
Burhanudin. 2006. Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Salatiga: Saudara.
Henyat
Sutopo.1983. Psikologi Keunikan Intelegensi Manusia, Surakarta: Usaha
Nasional.
Nana Sudjana dan Ahmad
Rivai. 2002. Media Pembelajaran Mengajar.
Bandung : Sinar Baru Algensindo.
Slameto.
1995. Belajar dan Faktor Yang
Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Surya Dharma, 2008. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Depdiknas.
Winkel WS.
1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta :
Grasindo
Link video penerapan media lainnya:
1. Media Wayang Sejarah :
2. Lukisan Pasir :
3. Media” lainnya :