Selasa, 14 April 2020

MEDIA WAYANG SEJARAH INOVASI MEDIA PEMBELAJARAN







KARYA INOVASI media pembelajaran
MEDIA WAYANG SEJARAH
Link video penerapan media:




A. Pendahuluan
Pembentukan karakter bangsa terutama pada pembentukan semangat nasionalisme adalah hal yang mendesak yang harus dilakukan pada generasi muda saat ini. Lunturnya semangat nasionalisme semakin terlihat ketika para siswa zaman sekarang kurang mengahargai semangat kepahlawanan seperti, rela berkorban, tanpa pamrih, bekerja keras, kedisiplinan, sopan santun terhadap orang tua dan guru. Salah satu faktor penyebabnya adalah guru kurang berinovasi dalam memberikan pembelajaran sejarah.
Sebagai ujung tombak penanaman nasionalisme, Guru sejarah mengambil peran yang sangat penting terhadap nilai-nilia karakter generasi bangsa ini. Mengingat pentingnya setiap peristiwa sejarah, maka diharapkan Guru mampu memasukkan nilai-nilai nasionalisme secara secara menarik dan menyenangkan.
Saya sebagai widyaiswara di lembaga Pusat Pengembangan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Kewarganegaraan dan Ilmu Pengetahuan Sosial (PPPPTK PKn dan IPS) merasa terpanggil untuk mengembangkan media pembelajaran guna membantu guru dalam berinovasi pembelajaran. Dalam upaya tersebut saya tidak henti-hentinya terus berkreasi dan berusaha menyalurkan ide-ide kreatif kepada rekan-rekan guru di seluruh Indonesia, bagaimana penggunaan dan cara pembuatan media pembelajaran yang inovatif tersebut. Media yang saya ciptakan ini bernama “Media Wayang Sejarah”.
Saya mendesain bagaimana pembelajaran sejarah mampu menumbuhkan semangat nasionalisme, mampu bekerjasama dan berkomunikasi aktif dan kreatif dalam menceritakan kembali peristiwa sejarah dengan penuh penghayatan. Dengan memanfaatkan sentuhan seni wayang sejarah, dan alur kronologis peristiwa sejarah, maka pembelajaran sejarah akan lebih menarik dan menyenangkan "Joyfull learning".
Media Pembelajaran Wayang Sejarah ini merupakan hal yang baru yang saya ciptakan sejak tahun 2008. Dalam perkembanganhya media ini cukup membantu dalam pembelajaran sejarah sehingga banyak dari guru guru di Indonesia meniru hal yang sama seperti apa yang saya lakukan. Sebenarnya suatu kebanggan tersendiri bagi saya karena karya saya telah dapat menginspirasi mereka dalam pembuatan media pembelajaran. Namun demikian saya sebagai pencipta yang pertama merasa penting akan pengakuan atas hak cipta/intelektual yang pernah saya ciptakan untuk pertama kalinya tersebut.

B. TUJUAN
Tujuan diciptakan media wayang sejarah adalah untuk:
1.      Membantu siswa dalam memahami kronologis sebuah peristiwa sejarah
2.      Membangkitkan minat belajar siswa pada pembelajaran sejarah
3.      Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik dan menyenangkan
4.      Menumbuhkan semangat nasionalisme, kreatifitas dan komunikasi.
Media ini di desain sedemikian rupa sehingga pembelajaran sejarah mampu menumbuhkan semangat nasionalisme, mampu bekerjasama, berkomunikasi aktif dan kreatif dalam menceritakan kembali peristiwa sejarah. Dengan memanfaatkan sentuhan seni dan kearifan lokal yaitu wayang sejarah, maka alur kronologis peristiwa sejarah akan tergambarkan secara menarik dan menyenangkan "Joyfull learning".

C. Manfaat
Banyak manfaat dari media yang telah saya ciptakan yaitu:
1.  Bagi Siswa
Dapat membantu siswa dalam memahami dan menghayati kronologis peristiwa-peristiwa sejarah masa lalu sehingga pelajaran sejarah dapat menarik dan menyenangkan bagi siswa.
2.  Bagi Guru
Dapat memberikan solusi pada guru sejarah dalam upaya mengatasi masalah siswa yaitu menurunnya minat dan hasil belajar sejarah.
3.  Bagi Sekolah
Dapat memberikan banyak pilihan tentang pembelajaran sejarah yang selama ini sangat terbatas ketersediaannya di sekolah-sekolah.
4.  Bagi MGMP
Dapat memberikan inspirasi bagi teman-teman MGMP, ternyata media pembelajaran sejarah mampu dibuat secara kreatif dan menarik oleh guru sendiri.
5.  Bagi Dinas Pendidikan
Dapat memberikan masukan pada Dinas Pendidikan setempat sebagai salah satu contoh bentuk media pembelajaran kreatif, sehingga memberikan motivasi pada guru guru untuk terus berkreasi dan berinovasi.

D. ALAT DAN BAHAN
Dalam pembuatan Media Wayang Sejarah ini ada beberapa alat dan bahan yang perlu di siapakan. Namun alat dan bahan ini tidak harga mati. Ada beberapa bahan yang dapat digantikan oleh bahan lain yang sejenis tanpa mengurangi kualitas hasilnya. Adapun alat dan bahan yang perlu disiapkan dalam pembuatan media ini antara lain:
1)         Alat
Ø Gunting / Cutter               
Ø Penggaris, Pensil/Bolpoint, Penghapus
Ø Tatah, Palu/Ganden
Ø Lakban
Ø Lilin / Lampu
Ø Puas
Ø Jarum, Benang
2)         Bahan
Ø Cotton Bat
Ø Lem, Gabus
Ø Gambar-gambar Pahlawan
Ø Cat, Tinner, Airbrush, cleaner.
Ø Bambu/Garan

E. Prosedur Pembuatan
Media Wayang Sejarah ini telah di buat sejak tahun 2008. Ketika itu ada even Lomba Guru Kreatif (LKG) se-Jawa. Bersamaan dengan lomba tersebut saya telah memciptakan Media Wayang Sejarah ini. Prosedur pembuatan media ini di rancang dengan sentuhan imajinasi dan karya seni yang tinggi. Hasil rancangan pembuatan dapat di rangkum pada prosedur pembuatan media berikut ini :
1.  Pembuatan Kronologis Peristiwa Sejarah.
Pembuatan Media Wayang Sejarah diawali dengan guru menentukan materi pokok yang akan digunakan dalam pembelajaran. Selanjutnya guru membuat narasi atau dialog pada kronologis peristiwa sejarah yang terjadi. Agar terjadi kolaborasi dengan siswa, ada beberapa dialog yang ditugaskan pada siswa untuk mengucapkannnya. Misalnya yel-yel Bung Tomo, Ultimatum Jendral Mansregh dalam bahasa Inggris dan seterusnya. Dialog dan narasi ini di buat sesederhana mungkin agar siswa benar-benar memahami peristiwa sejarah perjuangan bangsa dengan mudah.
Dari narasi dan dialog wayang tersebut maka dapat dibuat tokoh-tokoh wayang siapa saja yang harus diciptakan. Misalnya pada peristiwa proklamasi, maka tokoh wayang yang perlu dibuat adalah Sukarno, Hatta, Ahmad Subardjo, Rajiman Widyodiningrat, Muwardi, Sukarni, Syahrir, Sayuti Melik, Suhut, Latif Hendraningrat, Subeno, BM Dyah dan seterusnya. Untuk peristiwa 10 November di Surabaya (Hari Pahlawan) maka tokoh yang perlu dibuat adalah Bung Tomo, Sukarno, Malaby, Mansregh, Arek-arek Surabaya dan seterusnya. Untuk peristiwa penyebaran Agama Islam di Jawa, maka tentu tokohnya adalah sembilan Wali Sanga tersebut. Sedangkan untuk peristiwa G 30 S adalah pahlawan Revolusi dan seterusnya.
Agar pagelaran wayang tampak hidup, maka perlu di buat properti yang melengkapi wayang tersebut. Misalnya untuk peristiwa proklamasi dibutuhkan background/pakeliran rumah Sukarno, bendera merah putih, sebuah tiang bendera lengkap dengan tali untuk pengibaran bendera saat proklamasi dan kotak wayang sebagai tanahnya. Tentunya semua dibuat dengan ukuran mini. Sedangkan pada peristiwa 10 November diperlukan properti berupa background/pakeliran jembatan merah, pesawat terbang Musquito, Tank Meriam, Kapal Selam Sussex, sejumlah tentara Sekutu bersenjata lengkap, sejumlah arek-arek Surabaya bersenja sederhana dan kotak wayang sebagai tanahnya. Sedangkan untuk mengiringi pagelaran wayang tersebut di perlukan alunan musik-musik perjuangan.
Kerangka tubuh Wayang Sejarah dibuat dari kertas duplex/karton dengan ukuran 40x15 cm. Kerangka terdiri atas badan, kaki, dan tangan wayang sejarah. Pembuatan dengan kreativitas sendiri seperti pembuatan wayang kulit pada umumnya. Untuk memudahkan pembuatan wayang berikutnya, maka perlu di buat mal/pola kerangka tubuh wayang. Pola yang telah terbentuk dapat dipakai untuk membuat wayang berikutnya dengan sedikit perubahan sesuai keinginan. Berikut ini mal/pola kerangka tubuh wayang yang telah dibuat:

Teknik pengguntingan dapat dilakukan dengan cutter dan gunting. Sedang khusus untuk pembuatan lobang lengan dengan alat tatah wayang dan palu/ganden. Untuk menyambungkan antar lengan wayang digunakan cotton-bat yang dibakar seperti nampak pada gambar berikut ini.
Agar wayang dapat berdiri di atas meja, wayang perlu diberi penyangga atau garan yang terbuat dari bambu kecil. Pada awalnya Wayang di tancapkan di atas meja dengan media pelepah pohon pisang. Tapi karena sifatnya yang tidak awet, maka diganti dengan kotak stereform sebagai tempat berdirinya wayang. Kotak tersebut sekaligus berfungsi untuk menyimpan wayang (kotak wayang) seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.

Semua kerangka wayang di warna dengan cat sesuai dengan warna baju dan celana tokoh aslinya. Teknik pengecatan dapat dengan cara di cat langsung dengan kuas ataupun bisa dengan alat semprot atau airbrush. Agar hasil pewarnaan kelihatan mengkilat dan awet maka sebagai finishing di semprot dengan cleaner.
Pembuatan wajah Wayang Sejarah dapat di lakukan dengan berbagai macam cara. Pertama dengan cara menggambar langsung wajah wayang sesuai dengan tokoh sejarah. Ada beberapa tokoh yang harus di gambar langsung sesuai imajinasi. Seperti arek-arek surabaya, pasukan sekutu tank, pesawat dan seterusnya. Teknik kedua dapat dilakukan dengan mengambil foto/gambar tokoh sejarah yang sudah ada di buku-buku, poster-poster maupun di internet. Hasil pengambilan lalu kita sesuakan besar kecilnya dan ditempelkan di kepala wayang tersebut. Teknik untuk merubah besar kecilnya wajah dapat digunakan dengan foto copy, scanner lalu di edit dengan program Photoshop CS5.  Langkah kedua ini untuk mendekatkan wajah para tokoh wayang dengan wajah aslinya, namun selama masih mampu menggambar langsung akan lebih baik. Berikut ini gambar teknik pembuatan wajah wayang.
Sebagai akhir dari pembuatan wayang adalah properti/pernak-pernik yang melatar belakangi kejadian sejarah pada saat itu. Misalnya di belakang wayang sejarah diberi gambar situasi pertempuran sebagai “kelir” atau backgroundnya, bentuk miniatur meja, jembatan merah, bendera, tiang bendera lengkap dengan tali untuk mengibarkan bendera dan seterusnya.
Jika pembuatan wajah, badan, tangan, kaki, serta properti wayang telah selesai, maka wayang sejarah siap dipentaskan. Proses pembuatan wayang memang cukup panjang, dan memerlukan kreatifitas seni yang tinggi bagi si pembuat, namun hasilnya sangat sebanding dengan apa yang diperoleh, karena menghasilkan media yang cukup unik dan menyenangkan bagi siswa. Bahkan jika guru menerapkan media ini, merupakan pengalaman menarik bagi siswa yang tidak pernah terlupakan selama hidupnya. Berikut ini contoh bentuk properti media wayang sejarah.

F. Bentuk Media
Bentuk media pembelajaran wayang sejarah ini merupakan gunakan antara media audio visual, kreatifitas seni wayang, kearifan lokal dan pembelajaran sejarah itu sendiri. Karena wayang yang digunakan adalah para tokoh sejarah perjuangan bangsa maka media ini diberi nama media Media Wayang Sejarah ". Media Wayang Sejarah adalah alat bantu pembelajaran berupa wayang tokoh tokoh sejarah yang digunakan untuk menjelaskan kronologis peristiwa sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Wayang tersebut didesain khusus untuk pembelajaran, dimana guru sebagai pendalang dan siswa merangkum isi dari peristiwa sejarah tersebut. Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil rangkumannya dengan menceritakan kembali peristiwa sejarah menggunakan Media Wayang Sejarah.
Bentuk Media Wayang Sejarah yang telah saya ciptakan ada beberapa seri. Diantaranya adalah seri peristiwa Proklamasi, seri Peristiwa 10 November di Surabaya (Hari Pahlawan), Seri kisah Wali Sanga. Adapun seri-seri yang lain masih dalam proses pengembangan secara terus menerus. Adapun masing-masing seri memiliki beberapa tokoh yang berperan pada masa itu. Misalnya pada peristiwa Proklamasi ada wayang tokoh Sukarno, Hatta, sedangkan pada seri peristiwa 10 November ada tokoh Bung Tomo dan seterusnya. Seluruh wayang tokoh sejarah yang telah saya buat berjumlah 147 wayang dengan masing-masing karakter tokoh yang berbeda-beda.
Media Wayang Sejarah ini, merupakan asli hasil karya kreasi saya sendiri yang masih terus saya kembangkan dan saya perjuangkan di berbagai kesempatan untuk mencari hak patennya. Dengan harapan agar karya ini menjadi budaya pendidikan sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada umumnya dan dikalangan siswa pada khususnya sehingga tidak lagi diambil hak ciptanya oleh bangsa lain. Adapun bentuk Media Wayang Sejarah ini adalah sebagi berikut.

G. Penerapan Media di Sekolah
Penerapan Media wayang Sejarah dapat di lakukan pada mata pelajaran sejarah di SMA/MAN/SMK maupun materi yang mengandung unsur sejarah perjuangan bangsa di jenjang SD/MI dan SMP/MTs. Media ini dapat di terapkan pada pembelajaran baik yang menggunakan kurikulum 2006 maupun kurikulum 2013. Tinggal di sesuaikan saja.
Media pembelajaran ini dapat di gunakan pada kompetensi dasar tertentu yang telah tercantum pada kurikulum yang di gunakan. Tinggal di sesuaikan saja. Misalnya untuk Media Wayang Sejarah seri Peristiwa 10 November di Surabaya  dapat digunakan jenjang SMP mata pelajaran IPS Kurikulum 2006. Media ini dapat digunakan pada materi kelas IX semester ganjil, pada Kompetensi Dasar 2.1. Mengidentifikasi Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Indikatornya adalah 2.1.1.Menjelaskan Perjuangan Bersenjata pada Peristiwa Pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya. Sedangkan pada kurikulum 2013, media ini dapat digunakan pada materi kelas IX semester genap, pada Kompetensi Dasar 3.4 Menganalisis kronologi, perubahan dan kesinambungan ruang (geografis, politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari awal kemerdekaan sampai awal reformasi dan 4.4. Menyajikan hasil analisis kronologi, perubahan dan kesinambungan ruang (geografis, politik, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya) dari awal kemerdekaan sampai awal reformasi. Indikatornya adalah 3.4.1. Menjelaskan dengan singkat perkembangan politik pada awal masa awal kemerdekaan. Sub materinya adalah Menjelaskan perjuangan bersenjata melawan sekutu pada peristiwa pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya. Sedangkan pada KD 4.4.1 lebih pada praktek siswa menyajikan kembali bagaiama kronologis peristiwa 10 November di Surabaya.
Adapun penerapan Media Wayang Sejarah secara umum dapat di jelaskan dengan langkah langkah sebagai berikut.
1.  Persiapan Pembelajaran.
Persiapan meliputi kegiatan menyiapkan persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai, mulai dari penyediaan tokoh-tokoh wayang perjuangan, setting tempat/pakeliran, tape recorder sebagai iringan musik, warless atau mic serta properti lain yang mendukung kelancaran pertunjukkan wayang. Persiapan ini sangat diperlukan karena jika tidak ada persiapan yang matang, bisa jadi waktu pembelajaran akan habis tersita hanya untuk persiapannya.
2.  Penjelasan Skenario Pembelajaran.
Untuk menerapkan media ini, maka siswa perlu mendapatkan penjelasan secara jelas tentang skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar proses pembelajaran sejarah dapat berjalan dengan lancar. Penjelasan skenario pembelajaran dilakukan guru pada saat kegiatan pendahuluan pembelajaran. Guru menjelaskan penggunaan Wayang Perjuangan mulai dari perkenalan tiap-tiap wayang tokoh perjuangan, keterlibatan siswa dalam pagelaran wayang, langkah-langkah kegiatan siswa dalam lembar kerja, pembuatan resume atau rangkuman, sampai dengan bagaimanakah aturan main siswa ketika presentasi di depan kelas dengan menggunakan Media Wayang Sejarah.
3.  Pementasan Wayang Sejarah.
Tahap pementasan atau pagelaran adalah seorang guru menampilakan tokoh-tokoh sejarah yang telah dibuat, dengan dialog-dilaog menarik sebagai pendalang. Ketika wayang ini dipentaskan juga diringi musik musik perjuangan. Dengan demikian diharapkan siswa mampu memahami kronologis peristiwa sejarah, tanpa harus menghafal bacaan secara verbal dan membosankan. Dalam pementasan wayang sejarah ini, guru juga melibatkan siswa dalam menjelaskan peristiwa sejarah. Misalnya, pada peristiwa 10 November di Surabaya, kobaran semangat dari Bung Tomo ditirukan oleh seluruh siswa dengan yel-yel “Allohu Akbar, merdeka merdeka”. Bahkan pada saat mendalang, guru dapat berkolaborasi dengan siswa dengan cara menugaskan siswa untuk ikut mendalang dengan beberapa narasi yang telah dihafalkan oleh siswa ( contoh ultimatum Jenderal Mansregh dalam bahasa Inggris). Pengibaran sang Merah Putih oleh Suhud dan Lalif Hendraningrat, juga dapat praktekkan langsung oleh dua orang siswa. Sementara seluruh kelas mengiringinya dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama.
Ketika guru  mendalang, siswa membuat catatan kecil dari peristiwa sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Siswa dibagikan lembar kerja dan dijelaskan tugas masing-masing kelompok. Di dalam lembar kerja siswa ada beberapa tugas yang antara lain adalah menyusun narasi/dialog kronologis peristiwa dengan menggunakan bahasanya sendiri. Hal ini di maksudkan agar kronologis peristiwa dapat benar benar di mengerti siswa sesuai dengan bahasanya sendiri. Dengan mengacu pada berbagai referensi, siswa mulai berdiskusi dan membuat narasi/dialog tersebut. Sedangkan guru membimbing agar dapat memberikan kesempatan berkreasi dan berimajinasi dengan gaya bahasanya sendiri tentang alur kronologis peristiwa sejarah.
Narasi/dialog yang telah mereka buat, selanjutnya dipresentasikan di depan kelas, dengan menggunakan Media Wayang Sejarah. Masing-masing kelompok membagi tugas untuk menjadi karakter di masing masing tokoh sejarah. Dengan pembagian yang khas masing-masing siswa mendalami peran yang telah di berikan. Ketika kelompok mulai mendalang juga di perdengarkan alunan musik musik perjuangan agar suasana heroik dan semangat patriotisme tercipta di ruangan tersebut.
5.  Presentasi Siswa.
6.  Tanya Jawab.
Setelah presentasi maka kelompok lain menanggapi dengan memberikan pernyataaan dan pertanyaan pada kelompok penampil. Sementara itu kelompok penampil memberikan tanggapan. Dalam sesi tanya jawab ini akan terjadi diskusi yang seru karena masing masing kelompok dan individu juga ingin menampilkan performance yang bagus karena ada penilaian keaktifan melalui polling/angket.
7.  Penilaian.
Untuk penilaian hasil belajar dari penggunaan media ini dapat berwujud kognitif, afektif maupun psikomotorik. Penilaian tersebut dalam bentuk ulangan harian, pengamatan, angket dan polling dari siswa untuk menilai keaktifan teman sejawat ketika presentasi.  Dari ke 4 instrumen tersebut dapat dilihat sejauh mana perkembangan hasil belajar siswa dengan menggunakan Media Wayang Sejarah. Dari beberapa hasil ujicoba yang telah dilakukan, media ini juga mampu membangkitkan kreastifitas, minat belajar, kepercayaan diri siswa, karakter nasionalisme serta hasil belajar siswa. Berikut ini salah satu contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang di gunakan untuk praktek pembelajaran di sekolah dengan Media Wayang Sejarah. Untuk pengembangannya di sesuaikan dengan sekolah masing masing.

H. Dampak Penggunaan Media
Dampak dari penggunaan media ini sangat luas, baik dampak yang bersifat intern maupun ekstern. Bagi siswa, pembelajaran dengan menggunakan Media Wayang Sejarah ini menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan sehingga membangkitkan minat belajar siswa. Dengan bangkitnya minat belajar siswa, maka memacu peningkatan hasil belajar siswa. Media ini juga berdampak pada semakin mudahnya memahami kronologis peristiwa sejarah. Dengan media ini, juga mampu menumbuhkan semangat nasionalisme, kreatifitas dan komunikasi.
Bagi Guru, dapat memberikan solusi pada guru sejarah dalam upaya mengatasi masalah siswa tentang kurangnya minat belajar sejarah. Bagi Sekolah, dapat memberikan tambahan sarana pembelajaran berupa media pembelajaran sejarah, sehingga memberikan tawaran lebih beragam lagi dalam penggunaan media pembelajaran di sekolah. Bagi MGMP, dapat memberikan inspirasi bagi teman-teman MGMP, ternyata media pembelajaran IPS sejarah mampu dibuat secara kreatif dan menarik oleh guru sendiri.
Tidak hanya sampai di situ, media ini juga mampu menjadi insprasi untuk memunculkan ide ide kratif yang lain, selain Media wayang Sejarah ini. Contoh pada tahun 2008, media ini memenangkan juara pertama Lomba Guru Kreastif se Jawa. Sebagai juara pertama banyak guru yang bertanya tanya tentang pembuatan media ini. Bahkan ada seorang guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang meminta izin untuk membuat media serupa namun dengan tokoh yang ber beda. Mereka membuat tokoh wayang fabel(hewan). Di mana di mata pelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Dasar ada penokohan hewan hewan sebagai bahan ceritanya. Dari sinilah Media Wayang Sejarah mampu menginspirasi memunculkan jenis media yang lain dan betr manfaat bagi dunia pendidikan.
Penggunaan Media Wayang Sejarah ini telah mendapatkan berbagai penghargaan di tingkat nasional. Perjalanan penciptaan dan penyempurnaan media ini sangatlah panjang. Namun secara garis besarnya adalah bahwa media ini pernah menjadi juara pertama Lomba Guru Kreatif se Jawa tahun 2008. Sesuai dengan perkembangan waktu dan penyempurnaan dari media tersebut maka pada tahun 2010 berhasil kembali menjadi juara ke tiga pada ajang Lomba Kreasi dan Inovasi Media Pembelajaran (LKIMB) tingkat Nasional yang diadakan oleh Kemendikbud. Tidak sampai di sini, dengan contoh sebagai “best practice”  atau contoh terbaik, maka media ini juga berhasil menjadi juara pertama Lomba Guru Berani menginspirasi tingkat Nasional di tahun 2016. Selain beberapa kejuaraan tersebut, masih banyak dari media ini di paparkan dalam berbagai forum ilmiah di tingkat Nasional. Misalnya pada tahun 2017 menjadi pemarasaran di ajang Simposium Guru tingkat Nasional. Juga pada tahun 2018 kmaren, juga menjadi pemateri pada kegiatan Konferensi Nasional di Bali (Konasgi). Bahkan dengan penciptaan media ini, dapat bertemu dengan Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo pada tahun 2017 pada penghargaan tertinggi guru guru se Indonesia yang telah berprestasi secara terus menerus pada dunia pendidikan.  Berikut dokumentasi yang membanggakan dari dampak penciptaan Media Wayang Sejarah.

I. Kesimpulan
Semakin lunturnya rasa nasionalisme bagi generasi muda saat ini menjadi tantangan terbesar bagi guru sejarah. Guru sejarah sebagai ujung tombak menumbuhkan rasa nasionalisme pada siswa di tuntut untuk lebih kreatif dalam menghadirkan pembelajaran sejarah. Untuk itu bagaimana usaha guru sejarah menghadirkan bagaimana pembelajaran sejarah mampu diminati siswa, sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dengan tertarik dan menyenangkan.
Melalui media baru yang saya ciptakan, yaitu "Media Wayang Sejarah " ini, maka pembelajaran sejarah mampu menumbuhkan semangat nasionalisme, mampu bekerjasama dan berkomunikasi aktif dan kreatif dalam mengungkap kembali kronologis peristiwa sejarah dengan penuh penghayatan. Dengan memanfaatkan sentuhan seni wayang sejarah, kearifan budaya lokal dan alur kronologis peristiwa sejarah, maka pembelajaran sejarah akan lebih menarik dan menyenangkan "Joyfull learning".
Dari penciptaan Media Wayang Sejarah juga mampu memberikan inspirasi bagi mata pelajaran lain untuk menciptakan media pembelajaran lain yang lebih kreatif dan inovatif. Dengan penciptaan media ini, membuktikan bahwa tidak selamanya pembelajaran sejarah itu membosankan. Dengan daya inovasi yang awalnya sederhana jika di kerjakan dengan sungguh sungguh maka akan menghasilkan sebuah karya yang luar biasa dan menajdi solusi di dunia pendidikan saat ini.

Daftar pustaka
Ahzar Arsyad. 2002, Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Basuki Wibawa. 2001. Media Pengajaran. Jakarta: Depdikbud.
Oemar Hamalik. 1989. Media Belajar dan Kesulitan Belajar. Bandung : Tarsito
Burhanudin. 2006. Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Salatiga: Saudara.
Henyat Sutopo.1983. Psikologi Keunikan Intelegensi Manusia, Surakarta: Usaha Nasional.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pembelajaran Mengajar. Bandung : Sinar   Baru Algensindo.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Surya Dharma, 2008. Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Depdiknas.
Winkel WS. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo

Link video penerapan media lainnya:
1. Media Wayang Sejarah :
2. Lukisan Pasir :
3. Media” lainnya :