PENGGUNAAN MEDIA WAYANG TOKOH SEJARAH
A.PENDAHULUANTujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan. (Undang-undang No 20 Tahun 2013). Dalam amanat kurikulum juga ditekankan akan pentingnya pembentukan karakter bangsa. Salah satunya adalah pentingnya semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Peserta didik diharapkan mempunyai semangat nasionalisme yang tinggi terhadap bangsa ini. Selalu berfikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya. Apalagi di zaman yang begitu maju seperti ini, banyak generasi penerus yang pandai namun kurang mempunyai semangat nasionalisme. Akibatnya banyak para pemuda kita berhasil menjuarai kompetisi ilmiah di tingkat dunia, namun dalam penerapan ilmu lebih memilih ke luar negeri untuk mengejar materi semata. Disinilah rasa nasionalisme sangat di butuhkan pada setiap individu bangsa.
Sebagai ujung tombak penanaman nasionalisme itulah dibutuhkan seorang guru sebagai pendidik bangsa. Guru sejarah mengambil peran yang sangat signifikan terhadap nilai-nilia karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Maka guru sejarah diharapkan mampu menterjemahkan setiap peristiwa sejarah kedalam nilai-nilai kebangsaan dan cinta tanah air pada kondisi zaman sekarang ini. Pemahaman akan peristiwa masa lalu akan sangat penting artinya jika seorang Guru sejarah mampu menterjemahkan akan makna yang terkandung didalam peristiwa tersebut. Dengan peristiwa sejarah tersebut maka diharapkan siswa sebagai generasi penerus, mendapatkan pelajaran yang berharga tentang nilai-nilai semangat kebangsaan dan mencintai cinta tanah air ini. Mengingat pentingnya setiap peristiwa sejarah, maka diharapkan Guru sejarah mampu memberikan pemahaman pada setiap peristiwa sejarah dengan menarik dan memberikan nilai-nilai nasionalisme bangsa. Selanjutnya siswa juga mampu menerimanya dengan mudah dan menyenangkan serta mengambil hikmahnya. Maka sudah selayaknya Guru sejarah untuk berusaha dalam mengembangkan berbagai strategi dan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif.
B. TANTANGAN PEMBELAJARAN SEJARAH
1. MATA PELAJARAN
Mata pelajaran dalam penerapan media ini adalah Mata pelajaran IPS khususnya konsep-konsep sejarah yang ada di jenjang SMP/Sederajat. Adapun Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2006 (KTSP).
2. KOPETENSI DASAR
Standar Kompetensi dalam penerapan media ini adalah 2.Memahami Usaha Mempertahankan Kemerdekaan. Sedangkan Kompetensi Dasarnya adalah 2.1.Mengidentifikasi Usaha Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Indikatornya adalah 2.1.1.Menjelaskan Perjuangan Bersenjata pada Peristiwa Pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya. Materi tersebut ada di jenjang SMP/Sederajat Kelas IX pada semester Ganjil.
3. BENTUK TANTANGAN
Pembentukan karakter bangsa terutama pada pembentukan semangat nasionalisme adalah hal yang mendesak yang harus dilakukan pada generasi muda saat ini. Lunturnya semangat nasionalisme, semakin terlihat ketika para siswa zaman sekarang ini kurang mengahargai dan mengambil contoh nilai nilai yang terkandung di dalam semangat kepahlawanan seperti, rela berkorban, tanpa pamrih, bekerja keras, kedisiplinan, sopan santun terhadap orang tua dan guru. Salah satu faktor penyebabnya adalah Guru kurang berinovasi dalam memberikan materi pelajaran sejarah. Sejarah hanya diberikan dalam bentuk ceramah dan hafalan belaka. Sejarah tidak digali sampai makna yang terkandung didalamnya. Akibatnya di mata siswa, pembelajaran sejarah menjadi “membosankan”. Tantangan terbesar bagi guru guru sejarah saat ini adalah bagaimana pembelajaran sejarah mampu diminati siswa, sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dengan tertarik dan menyenangkan.
C. TINDAKAN UNTUK MENGATASI TANTANGAN
1.KONSEP UNTUK MENGATASI TANTANGAN
Untuk membangkitkan minat belajar siswa maka saya ciptakan media yang menarik dan menyenagkan yaitu media "Wayang Tokoh Sejarah ". Saya mencoba mendesain bagaimana pembelajaran sejarah mampu menumbuhkan semangat nasionalisme, mampu bekerjasama dan berkomunikasi aktif dan kreatif dalam menceritakan kembali peristiwa sejarah dengan penuh penghayatan. Dengan memanfaatkan sentuhan seni wayang sejarah, dan alur kronologis peristiwa sejarah, maka pembelajaran sejarah akan lebih menarik dan menyenangkan "Joyfull learning".
2. JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Jenis media pembelajaran yang saya gunakan berupa media audio visual yang merupakan gabungan antara kreatifitas seni wayang dan pembelajaran sejarah. Karena wayang yang saya gunakan adalah para tokoh tokoh sejarah perjuangan bangsa dalam usaha kemerdekaan maka media ini saya beri nama media “Wayang Tokoh Sejarah ". Media Wayang Tokoh Sejarah adalah alat bantu pembelajaran berupa wayang tokoh tokoh perjuangan yang digunakan untuk menjelaskan kronologis peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Wayang tersebut didesain khusus untuk pembelajaran, dimana guru sebagai pendalang dan siswa merangkum isi dari peristiwa yang telah disampaikan guru. Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil rangkumannya dengan menceritakan kembali peristiwa sejarah menggunakan Media Wayang Tokoh Sejarah.
3. BAHAN DAN CARA PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN
a. ALAT DAN BAHAN YANG DIGUNAKAN
Alat dan bahan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan media ini antara lain:
1) Alat
Ø Gunting / Cutter
Ø Penggaris, Pensil/Bolpoint, Penghapus
Ø Tatah, Palu
Ø Lakban
Ø Lilin / Lampu
Ø Puas
Ø jarum, Benang
2) Bahan
Ø Cotton Bat
Ø Lem, Gabus
Ø Gambar-gambar Pahlawan
Ø Cat, Tinner
Ø Bambu/Garan
b. CARA PEMBUATAN MEDIA WAYANG TOKOH SEJARAH
Media Wayang Tokoh Sejarah dapat dirancang oleh guru jauh sebelum pelaksanaan pembelajaran. Adapun langkah-langkah pembuatan media dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pembuatan Kronologis Peristiwa Sejarah.
Pembuatan Media Wayang Tokoh Sejarah diawali dengan guru menentukan materi pokok yang akan digunakan dalam pembelajaran. Selanjutnya guru membuat narasi atau dialog pada kronologis peristiwa yang terjadi. Agar terjadi kolaborasi dengan siswa, ada beberapa dialog yang ditugaskan pada siswa untuk mengucapkannnya. Misalnya yel-yel Bung Tomo, Ultimatum Mansregh dalam bahasa Inggris dan seterusnya. Dialog dan narasi ini di buat sesederhana mungkin agar siswa benar-benar memahami peristiwa sejarah perjuangan bangsa dengan mudah dan menyenangkan.
2) Mendata Tokoh Wayang Sejarah dan Jenis Properti yang diperlukan
Dari narasi dan dialog wayang tersebut dapat dibuat tokoh-tokoh wayang siapa saja yang harus dibuat. Misalnya pada peristiwa proklamasi maka tokoh wayang yang perlu dibuat adalah Sukarno, Hatta, Ahmad Subardjo, Rajiman Widyodiningrat, Muwardi, Sukarni, Syahrir, Sayuti Melik, Suhut, Latif Hendraningrat, Subeno, BM Dyah dan seterusnya. Untuk peristiwa 10 November di Surabaya (Hari Pahlawan) maka tokoh yang perlu dibuat adalah Bung Tomo, Sukarno, Malaby, Mansregh, Arek-arek Surabaya dan seterusnya. Untuk peristiwa penyebaran Agama Islam di Jawa oleh Wali Sanga, maka tentu saja sembilan Wali Sanga tersebut.
Agar pagelaran wayang tampak hidup, maka perlu di buat properti yang melengkapi wayang tersebut. Misalnya untuk peristiwa proklamasi dibutuhkan background/pakeliran rumah Sukarno, bendera merah putih, sebuah tiang bendera lengkap dengan talinya untuk pengibaran bendera saat proklamasi dikumandangkan serta kotak wayang. Tentunya semua dibuat dengan ukuran mini. Sedangkan pada peristiwa 10 November diperlukan properti berupa background/pakeliran jembatan merah, pesawat terbang Musquito, Tank Meriam, Kapal Selam Sussex, sejumlah tentara Sekutu bersenjata lengkap, sejumlah arek-arek Surabaya bersenjatakan sederhana serta kotak wayang. Sedangkan untuk mengiringi pagelaran wayang tersebut di perlukan alunan musik-musik perjuangan.
3) Pembuatan Wajah Wayang Tokoh Sejarah Pembuatan Wayang Perjuangan menyerupai pembuatan wayang kulit pada umumnya, akan tetapi dibuat yang lebih sederhana. Wayang dibuat dari kertas duplex/karton dengan wajah wayang yang kita ubah dengan wajah para tokoh-tokoh perjuangan yang berperan pada peristiwa tersebut. Untuk mendekatkan wajah para tokoh wayang dengan wajah aslinya maka dapat mengambil gambar atau foto pahlawan dari buku, poster-poster, internet atau menggambar langsung. Gambar tersebut kita ambil/gunting dan kita tempelkan pada kertas duplex sebagai gambar wajah wayang. Jika ukuran gambar tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan maka dapat pula dibesarkan atau dikecilkan dengan cara discanner atau di foto copy dan di edit dengan program Photoshop CS2
4) Pembuatan Badan Kaki dan Tangan Wayang Tokoh Sejarah Pembuatan badan, kaki, dan tangan wayang sejarah adalah kreativitas sendiri seperti pembuatan wayang kulit pada umumnya (di cat dengan warna baju dan celana yang sesuai dgn tokoh wayang). Untuk menyambungkan antar lengan wayang digunakan cotton-bat yang dibakar. Agar wayang dapat berdiri di atas meja, wayang perlu diberi penyangga atau “garan” dari bambu dan ditancapkan di atas kotak gabus. Fungsi kotak tersebut selain sebagai tempat berdirinya wayang juga sekaligus berfungsi untuk menyimpan wayang (kotak wayang.
5) Pembuatan Properti Pendukung Wayang Tokoh Sejarah
Sebagai akhir dari pembuatan wayang adalah propertI/pernak-pernik yang melatar belakangi kejadian sejarah pada saat itu. Misalnya di belakang wayang perjuangan diberi gambar situasi pertempuran sebagai kelir atau backgroundnya, bentuk miniatur meja, jembatan merah, bendera, tiang bendera lengkap dengan tali untuk mengibarkan bendera dan seterusnya. Jika pembuatan wajah, badan, tangan, kaki, serta properti wayang telah selesai, maka wayang perjuangan siap dipentaskan. Proses pembuatan wayang memang cukup panjang, dan memerlukan kreatifitas, teknologi dan jiwa seni yang tinggi bagi si pembuat, namun hasilnya sangat sebanding dengan apa yang diperoleh, karena menghasilkan media yang cukup unik dan menyenangkan bagi siswa. Bahkan jika guru menerapkan media ini, merupakan pengalaman menarik bagi siswa yang tidak pernah akan terlupakan selama hidupnya.
4. BENTUK DAN FOTO MEDIA WAYANG TOKOH SEJARAH
Media Wayang Tokoh Sejarah yang telah saya ciptakan ada beberapa seri. Diantaranya adalah seri cerita Proklamasi, seri Peristiwa 10 November di Surabaya (Hari Pahlawan), Seri Wali Sanga. Adapun seri-seri yang lain masih dalam proses pengembangan secara terus menerus. Adapun masing-masing seri memiliki beberapa tokoh yang berperan pada masa itu. Misalnya pada peristiwa Proklamasi ada wayang tokoh Sukarno, Hatta, sedangkan pada seri peristiwa 10 November ada tokoh Bung Tomo dan seterusnya. Seluruh wayang tokoh sejarah yang telah saya buat berjumlah 100 wayang dengan masing-masing karakter tokoh yang berbeda-beda. Media Wayang Tokoh Sejarah ini, merupakan asli hasil karya kreasi kami sendiri yang masih terus kami kembangkan dan kami perjuangkan di berbagai kesempatan untuk mencari hak patennya. Dengan harapan agar karya ini menjadi budaya pendidikan sejarah perjuangan bangsa Indonesia pada umumnya dan dikalangan siswa pada khususnya sehingga tidak lagi diambil hak ciptanya oleh bangsa lain.
5. CARA PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
Untuk memperlancar penggunaan Media Wayang Tokoh Sejarah agar berjalan dengan lancar, maka dapat dibagi menjadi beberapa kegiatan antara lain:
1. Persiapan Pembelajaran.
Persiapan meliputi kegiatan menyiapkan persiapan sebelum pelaksanaan pembelajaran dimulai, mulai dari penyediaan tokoh-tokoh wayang perjuangan, setting tempat/pakeliran, tape recorder sebagai iringan musik, warless atau mic serta properti lain yang mendukung kelancaran pertunjukkan wayang. Persiapan ini sangat diperlukan karena jika tidak ada persiapan yang matang, bisa-bisa waktu pembelajaran akan habis tersita hanya untuk persiapannya.
2. Penjelasan Skenario Pembelajaran.
Untuk menerapkan media ini, maka siswa perlu mendapatkan penjelasan secara jelas tentang skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan, agar proses pembelajaran sejarah dapat berjalan dengan lancar. Penjelasan skenario pembelajaran dilakukan guru pada saat kegiatan pendahuluan pembelajaran. Guru menjelaskan penggunaan Wayang Perjuangan mulai dari perkenalan tiap-tiap wayang tokoh perjuangan, keterlibatan siswa dalam pagelaran wayang, langkah-langkah kegiatan siswa dalam lembar kerja, pembuatan resume atau rangkuman, sampai dengan bagaimanakah aturan main siswa presentasi di depan kelas dengan menggunakan Media Wayang Tokoh Sejarah.
3. Pementasan Wayang Tokoh Sejarah.
Tahap pementasan atau pagelaran adalah seorang guru menampilakan tokoh-tokoh sejarah yang telah dibuat dengan dialog-dilaog yang menarik sebagai pendalang. Dengan demikian diharapkan siswa mampu memahami kronologis peristiwa sejarah, tanpa harus menghafal bacaan secara verbal dan membosankan. Dalam pementasan wayang sejarah ini, guru juga melibatkan siswa dalam menjelaskan peristiwa sejarah. Misalnya, pada peristiwa 10 November kobaran semangat dari Bung Tomo ditirukan oleh seluruh siswa dengan yel-yel “Allohu Akbar, merdeka merdeka. Bahkan pada saat mendalang, guru dapat berkolaborasi dengan siswa dengan cara menugaskan siswa untuk ikut mendalang dengan beberapa narasi yang telah dihafalkan oleh siswa ( contoh ultimatum Jenderal Mansregh dalam bahasa Inggris). Pengibaran sang Merah Putih oleh Suhud dan Lalif Hendraningrat, juga dapat dilakukan oleh dua orang siswa dan seluruh kelas mengiringinya dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya secara bersama-sama.
4. Resume atau Rangkuman Kronologis Peristiwa.
Ketika guru mendalang, siswa membuat catatan kecil dari peristiwa sejarah perjuangan. Siswa dibagikan lembar kerja dan dijelaskan tugas masing-masing kelompok. Dengan mengacu pada berbagai referensi, siswa mulai berdiskusi dan membuat resume/rangkuman. Sedangkan guru membimbing agar dapat memberikan kesempatan berkreasi dan berimajinasi dengan gaya bahasanya sendiri tentang alur kronologis peristiwa sejarah.
5. Presentasi Siswa. Ringkasan yang telah di buat kelompok, selanjutnya kelompok siswa tersebut diharuskan menyampaikan kembali peristiwa sejarah perjuangan dihadapan teman-temannya, dengan Media Wayang Tokoh Sejarah. Masing-masing kelompok membagi tugas agar presentasi berjalan dengan lancar.
6. CARA MENGEVALUASI HASIL BELAJAR
Untuk mengevaluasi hasil belajar dari penggunaan media ini, diadakan penilaian baik dalam bentuk kognitif, afektif maupun psikomotorik. Evaluasi tersebut dalam bentuk ulangan harian, pengamatan, angket dan polling dari siswa untuk menilai teman kelompoknya dalam keaktifan presentasi. Dari ke 4 instrumen tersebut dapat dilihat sejauh mana perkembangan hasil belajar siswa dengan menggunakan media Wayang Tokoh Sejarah. Dari hasil ujicoba yang telah saya lakukan di SMPN 2 Pitu, media ini benar benar membangkitkan minat belajar siswa dan hasil belajar siswa juga sangat memuaskan baik dari segi cognitif, afektif maupun psikomotoriknya.
D.KESUKSESAN YANG DI PEROLEH DENGAN MEDIA
E. KESIMPULAN
Tantangan terbesar bagi guru guru sejarah saat ini adalah bagaimana pembelajaran sejarah mampu diminati siswa, sehingga siswa dapat mengikuti pelajaran dengan tertarik dan menyenangkan.
Melalui media baru yang saya ciptakan, yang diberi nama media "Wayang Tokoh Sejarah " Saya mencoba mendesain bagaimana pembelajaran sejarah mampu menumbuhkan semangat nasionalisme, mampu bekerjasama dan berkomunikasi aktif dan kreatif dalam menceritakan kembali peristiwa sejarah dengan penuh penghayatan. Dengan memanfaatkan sentuhan seni wayang sejarah, dan alur kronologis peristiwa sejarah, maka pembelajaran sejarah akan lebih menarik dan menyenangkan "Joyfull learning".
Media Wayang Tokoh Sejarah adalah alat bantu pembelajaran berupa wayang tokoh tokoh perjuangan yang digunakan untuk menjelaskan kronologis peristiwa sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Wayang tersebut didesain khusus untuk pembelajaran, dimana guru sebagai pendalang dan siswa merangkum isi dari peristiwa yang telah disampaikan guru. Selanjutnya siswa mempresentasikan hasil rangkumannya dengan menceritakan kembali peristiwa sejarah menggunakan Media Wayang Tokoh Sejarah.
Hasil dari pembelajaran dengan menggunakan Media Wayang Tokoh Sejarah ini menjadikan pembelajaran sejarah lebih menyenangkan sehingga membangkitkan minat belajar siswa. Dengan bangkitnya minat belajar siswa, maka memacu peningkatan hasil belajar siswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar