Setiap tahun orang tua wali murid berbondong bodong ke
sekolah untuk mencari sekolah yang terbaik bagi putra putrinya. Ketika mereka
sudah memilih, maka sejuta impian dan harapan mereka percayakan pada sekolah
itu. Begitu anaknya sudah masuk, maka segala bentuk tata aturan dan norma di
percayakan pada sekolah tersebut. Besar harapan mereka terhadap sekolah yang
telah mereka percayai. Tujuannya satu, agar anaknya mampu menjadi orang yang
sukses dan bermanfaat bagi agama, orang tua, masyarakat, bangsa dan negara.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban dari harapan harapan orang
tua dan masa depan bangsa, maka sudah selakyaknya satuan pendidikan harus mampu
menjawab tantangan tersebut dengan mewujudkan integritas sekolah yang
mengedepankan nilai-nilai luhur sekolah berwawasan lingkungan hidup. Integritas
dalam hal ini adalah suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan
dengan nilai dan prinsip. Konsistensi sekolah dalam mengelola sekolah tentang
lingkungan hidup perlu di munculkan dengan sikap konsisten mewujudkan sekolah
yang rindang, hijau dan berwawasan lingkungan. Jika sekolah mempu menjadi paru
paru kecil di daerahnya, maka jika SMP saja di seluruh Indonesia terdapat
26.277 ribu sekolah, dapat dibayangkan bahwa di permukaan pulau di Indonesia
akan tersebar titik-titik paru-paru yang membentang dari Sabang sampai merauke
selain kawasan hutan yang semakin menipis keberadaannya. (kemenkopmk.go.id).
Maka sangat penting artinya jika sekolah berusaha terus dalam membangun satuan
pendidikan berbasiskan nilai nilai luhur dengan mengedepankan pelestarian
lingkungan sekolah yang nyaman sejuk dan rindang. Usaha tersebut dapat
dilakukan secara estafet, intensif dan berkesinambungan. Sekolah merupakan
tempat untuk belajar dan sekaligus menjadi rumah kedua. Untuk itu sudah
selayaknya sekolah di setting menjadi sesuatu yang menarik sehingga peserta
didik merasa betah dan senang di sekolah tersebut. Maka pembelajaran di sekolah
akan menjadi pembelajaran yang menyenagkan atau
joyfull learning (arisriyadi.blogspot,com).
Konsep Sekolah menyenangkan ini telah di gagas jauh
sebelum negara ini berdiri oleh tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantara yang
terkenal dengan sekolah Taman Siswa. Konsep sekolah taman siswa adalah berupaya
menjadikan sekolah sebagai taman bagi siswa. Taman untuk bermain maupun taman
untuk belajar. Jadi menurut Ki Hajar Dewantara, sekolah merupakan tempat untuk
belajar, berinteraksi dalam suasana nyaman tenang bagaikan dalam sebuah taman
yang indah sejuk dan rindang (Kemdikbud, 2015).
Maka sekolah yang rindang menjadi solusi untuk
menciaptakan sekolah menyenangkan. Peserta didik akan menjadi nyaman dan betah
dalam mengikuti pembelajaran di sekolahnya. Program Pohon Asuh merupakan konsep
yang cocock untuk mewujudkan semua ini. Dengan sistem penanaman pohon yang di
asuh secara estafet oleh siswa sendiri, mulai dari pembibitan, penanaman,
pemupukan, perawatan/pemeliharaan maka pohon akan tumbuh menjadi pohon yang
besar, layaknya anak pohon yang diasuh orang tuanya sendiri. Karena kawasan di
sekolah kami adalah dekat kawasan hutan maka Program Pohon Asuh ini di
sinergikan dengan sistem “mbaon” yang
telah ada di penduduk sekitar sekolah tersebut.
B.
Perumusan Masalah
Program penanaman pohon banyak dilakukan oleh sekolah
sekolah maupun instansi dengan menanam seribu atau sejuta pohon, namun dilapangan mengalami banyak hambatan dan kendala. Seiring
perjalanan waktu, tidak banyak pohon yang mampu bertahan hidup. Penyebabnya
banyak faktor, baik internal maupun eksternal. Internal dari kualitas bibit itu
sendiri, teknik penanaman, maupun pemilihan waktu tanam. Sedangkan dari
ekternal bisa karena pemeliharaan, kondisi lingkungan dan seterusnya. Ada satu masalah
yang paling mencolok dalam program penanaman pohon adalah bagaimana tindak
lanjut dalam pemeliharaan pohon tersebut dan siapa yang bertanggugjawab. Pola
asuh pohon pasca penanaman menjadi masalah utama dalam program penanaman pohon
tersebut. Sistem polah asuh terhadap pohon hampir tidak ada. Tongkat estafet
pemeliharaan terputus. Sistem inilah yang perlu di rubah dengan sistem baru
yang berkelanjutan, estafet dan bertanggungjawab terhadap penanaman pohon guna pelestarian
lingkungan hidup. Kondisi lingkungan sekolah juga sangat berpengaruh dalam
program penanaman pohon. Untuk itulah di butuhkan sebuah program penanaman
pohon yang bersinergi antara sekolah dengan lingkungan sekitar, agar program
tersebut dapat berjalan dengan lanjar dan berkelanjutan.
C.
Pembahasan dan Solusi
Manusia dan lingkungan hidup merupakan hubungan timbal
balik yang tak terpisahkan. Manusia sangat tergantung dari lingkungan yang
menjadi sumber daya alam untuk dimanfaatkan. Namun sumber daya alam sangatlah
terbatas sehingga manusia perlu memperhatikan kelestarian
lingkungan agar fungsi-fungsi lingkungan dapat berjalan sehingga dapat
mendukung penghidupan berkelanjutan.
Dalam rangka menyadarkan manusia terhadap kelstarian lingkungannya perlu adanya
usaha untuk pembinaan arahan dalam upaya menjadikan seseorang mempunyai jiwa
mencintai lingkungan.
Sekolah merupakan salah satu ujung tombak untuk mencapai fungsi membentuk manusia yang peduli lingkungan. Sekolah juga hendaknya mampu menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Sekolah diharapkan mempunyai integritas sekolah yang mengedepankan nilai-nilai luhur sekolah berwawasan lingkungan hidup. Nilai nilai yang tertanam di dalam semua warga sekolah akan kepedulian lingkungan perlu di kembangkan secara bersama dengan komitmen bersama.
Berangkat
dari permasalahan lingkungan yang terjadi dan sekolah adalah wadah yang tepat
untuk membangun karakter peduli lingkungan dalam diri peserta didik maka
sekolah harus mampu memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik dan
memberikan motivasi yang positif, dalam diri peserta didik agar kelestarian
lingkungan hidup tetap berkelanjutan.
Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut maka di sekolah kami, SMP Negeri 2
Pitu Kabupaten Ngawi, yang berlokasi di Desa Karanggeneng, Kecamatan Pitu,
Kabuapten Ngawi, Jawa Timur (30 km utara kota ngawi, perbatasan dengan Blora,
Jawa Tengah), telah melakukan usaha dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di
sekitar sekolah. Usaha tersebut di kenal dengan nama Program Pohon Asuh dengan
sistem “Mbaon.”
Konsep dari Program Pohon Asuh di sekolah ini adalah penanaman
pohon oleh seluruh warga sekolah dengan sistem mengasuh pohon mulai dari
pembibitan, penanaman, pemeliharaan sehinga pohon mampu tumbuh menjadi pohon
yang besar dan kuat. Penanaman Pohon Asuh ini dilakukan di dalam sekolah maupun
di luar sekolah/sekitar sekolah. Karena sekolah kami berlokasi di tepi kawasan
hutan Kecamatan Pitu kabupaten Ngawi, maka Program Pohon Asuh ini kami
sinergikan denga sistem “Mbaon” yang
telah lama di kenal masyarakat di daerah sekitar sekolah. “Mbaon” berasal dari kata bau
yang artinya bahu orang sebagai tumpuan kerja. (wawancara dengan P.Darmun, tokoh
masyarakat). Sistem “Mbaon” adalah
sistem penggarapan tanah oleh masayarakat sekitar hutan, dengan memanfaatkan
lahan kosong di hutan, namun tetap memelihara pohon jati sebagai pohon induk
hingga pohon tersebut tumbuh mejadi besar. Jadi masayarakat sekitar biasa
menanam jagung, kedelai, ketela dan lain lain di kawasan hutan, dengan
memelihara pohon jati yang ada di tanah garapannya. Pohon jati juga menjadi
tanggung jawab penggarap jika terjadi mati atau rusak. Hasil panen palawija
penggarap menjadi hak penggarap, sedangkan perhutani sebagai pemilik tanah dan
pohon jati hanya bertugas memantau kan kelangsungan hidup pohon jati tersebut.
Dari sistem ini sekolah juga menggambil peran, dengan
menggarap tanah di sekitar hutan sekaligus warga sekolah mempunyai pohon asuh
atas tanaman jati di huatan sekitar sekolah tersebut. Program ini dilakukan
secara terencana, terukur dan berkesinambungan. Tujuan dari Program Pohon Asuh
ini adalah agar sekolah menjadi tempat belajar yang sejuk dan rindang, sehingga
peserta didik dapat belajar di sekolah dengan nyaman dan tenang. Fungsi lain
adalah untuk mencegah tanah longsur dan banjir yang sering terjadi di kawasan
sekolah kami. Adapun tahapan konsep Program Pohon Asuh tersebut adalah sebagai
berikut:
1.
Persiapan
Untuk mewujudkan program Pohon Asuh sekolah perlu segera
melakukan persiapan yang tepat terencana terintegrasi dan berkesinambungan.
Persiapan ini di laksanakan agar mempermudah dan mempercepat dalam perencanaan
dan pelaksanaannya sehingga akan mempermudah terwujudnya sekolah yang ideal
sesuai perencanaan. Adapun tahap persiapan meliputi
a.
Kepala sekolah,
komite sekolah, orang tua/wali murid, siswa, Perhutani dan seluruh komponen
warga sekolah berkomitmen untuk mengembangkan sekolah berwawasan lingkungan
dengan menuangkan program pohon asuh dalan rencana kegiatan sekolah (RPS).
b.
Kepala sekolah
bersama komite sekolah, tenaga pendidik dan kependidikan serta siswa membentuk
tim pengembang Pohon Asuh dan mensosialisasikan pentingnya program Pohon Asuh
Sekolah ke semua warga sekolah dan Perhutani.
c.
Tim ini bertugas
mengkoordinasikan berbagai upaya pengembangan menuju sekolah yang sejuk dan
rindang yang meliputi sosialiasi pentingnya sekolah yang sejuk rindang,
menyusun dan melaksanakan rencana serta mamantau proses pengembangan dan
evaluasi.
d.
Tim Pengembang
Pohon Asuh mengidentifikasi semua potensi, kapasitas, kerentanan dan ancaman
sekolah untuk mengembangkan sekolah sejuk dan rindang.
2.
Perencanaan
Tim pengembang Pohon Asuh menyusun rencana aksi tahunan
untuk mewujudkan sekolah sejuk dan rindang yang terintegrasi ke dalam
kebijakan, program dan kegiatan yang sudah ada seperti KTSP, RKAS dan RKS
sebagai komponen penting dalam perencanaan pengembangan sekolah sejuk dan
rindang. Dalam program sekolah yang tertuang di KTSP, telah di agendakan jadwal
setiap jumat ada jam khusus untuk perawatan Pohon Asuh dengan terpola da
terprogram secara berkesinambungan. Dalam RKAS dan RKS ada rencana program dan
rencana anggaran untuk mendukung terleksananya program Pohon Asuh sekolah.
Dalam perencanaan ada kartu kesepakatan yang harus di taati oleh semua warga
sekolah tentang aturan dalam pelaksanaan program Pohon Asuh Sekolah tersebut. Untuk
penanaman di kawasan hutan di rencanakan secara bersama dengan pihak Perhutani,
tentang lahan lahan yang akan di gunakan. Juga pemantauan secara bersama
anatara sekolah dengan Perhutani.
Perjanjian kerja sama juga di lakukan antara sekolah dan Perhutani yang
menyangkut pembibitan, pemeliharaan dan hak milik pohon.
3.
Pelaksanaan
Tim pengembang Pohon Asuh melaksanakan rencana aksi
tahunan dengan mengoptimalkan semua sumber daya sekolah, masyarakat sekitar dan
orang tua wali murid.
a.
Pembibitan
Bibit pohon asuh di peroleh dari Perhutani dan Kecamatan Pitu
Kabupaten Ngawi, yang memang setiap tahun memberikan bantuan terhadap sekolah
sekolah yang akan menanam pohon di sekitar sekolah tersebut. Untuk pohon yang
di tanam di sekolah menjadi hak milik sekolah, sedangkan untuk pohon yang di
tanam di hutan menjadi hak milik Perhutani, sedangkan sekolah hanya merawat dan
memanfaatkan lahan di sekitar hutan yang di garap sekolah.
b.
Penanaman
Sebelum penanaman dilakukan perlu adanya penataan lokasi
atau titik titik tempat penanaman pohon dan juga tempat tambal sulam jika
kedapatan pohon yang mati. Lokasi meliputi kawasan di dalam lingkungan sekolah
maupun kawasan di tengah hutan/di tepi jalan menuju hutan. Adapun gambar
penentuan lokasi sebagai berikut:
Setelah pemetaan dilakukan maka penanaman di laksanakan
dengan serempak. Penanaman perlu di buat lobang tanaman dan tanah kompos agar
tanaman mampu berkembang dengan baik. Penanaman juga di ikuti dengan pemberian
pengaman berupa bambu guna melindungi tanaman dari gangguan luar misalnya
dimakan ternak atau di potong penggembala. Penanaman juga di lakukan di jalan
jalan menuju sekolah dan jalan desa. Bahkan karena lokasi sekolah dekat hutan
maka warga sekolah juga menanam di dalam hutan milik perhutani dengan mengasuh
pohon tersebut. Sistem ini di sebut sistem “Mbaon” di mana warga sekolah
mengasuh pohon jati dan memanfaatkan areal sekitar pohon jati untuk bercocok
tanam. Misalnya tumpang sari jagung, ketela dan empon empon atau apotik hidup.
Hasilnya di manfaatkan untuk sekolah.
Setelah penanaman dilakukan, di beri tanda label pada
masing masing pohon dengan identitas nama pohon, nama penanam, kelas. Dari
identitas tersebut dapat diketahui bahwa siapa pemilik pohon asuh tersebut dan
bagaimana perkembangan pohon tersebut merupakan tanggungjawab atau asuhan dari
pemilik nama pohon tersebut.
c.
Pemeliharaan
1).
Pengolahan tanah
Pengolahan
tanah yang dimaksud adalah penggemburan lahan disekitar pohon dengan alat
cangkul agar tanah senantiasa gembur dan subur.
2).
Pemupukan
Pemupukan di
lakukan secara terjadwal dan berkelanjutan. Pupuk yang di anjurkan adalah pupuk
kandang dengan takaran yang proporsional.
3).
Penyiangan
Penyiangan
adalah membersihkan gulma atau tumbuhan lain yang mengganggu pohon tersebut. (Gembong
Tjitrosopomo, 2014) Yang paling banyak mengganggu adalah rumput. Penyiangan
rumput dilakukan secara rutin setiap hari jumat, karena pada setiap hari Jumat
diadakan program Jumat bersih.
4).
Pelaporan
Setiap warga
sekolah mempunyai pohon yang diasuh secara mandiri. Setiap warga sekolah
melaporkan perkembangan pertumbuhan pohon pada tim pengembang Pohon Asuh secara
berkala. Tim pengembang Pohon Asuh juga mengevaluasi secara berkala
perkembangan pohon tersebut. Jika ada kendala kendala yang terjadi maka tim
pengembang akan meberikan solusi. Kendala yang sering terjadi adalah pohon mati
atau rusak. Maka perlu adanya penggantian pohon atau perbaikan pohon.
4.
Pemantauan, Pelaporan dan Evaluasi
Tim pengembang Pohon Asuh melaksanakan pemantauan dan
evaluasi atas rencana gerakan aksi Pohon Asuh sekolah, selanjutnya melakukan
pelaporan hasil evaluasi dalam rapat kerja yang dihadiri oleh tim pengembang
Pohon Asuh dan warga sekolah.
5.
Pelepasan, Sertifikasi dan Penghargaan
Tim pengembang Pohon Asuh memberikan serah terima kepada
warga sekolah yang keluar dan masuk secara bersamaan untuk siswa yang masuk dan
lulus dan secara individu untuk guru/karyawan serta siswa yang mutasi ke
sekolah lain. Setiap warga sekolah akan mendapatkan piagam/sertifik telah
mengasuh pohon tersebut sesuai lamanya mereka mengasuh pohon itu. Sertifikat
ini di tandatangani oleh kepala sekolah sebagai bukti bahwa mereka telah
berkontribusi merawat dan mengasuh pohon di lingkungan sekolah sekaligus
sebagai rasa ucapan terimakasih kepada warga sekolah yang telah ikut mendukung
pelestarian lingkungan melalui program Pohon Asuh sekolah. Dari hasil program
Pohon Asuh Sekolah, SMP Negeri 2 Pitu mendapatkan penghargaan menjadi juara 2
Pohon Asuh Tingkat Kabupaten Ngawi. Dari penghargaan ini semakin memotivasi
warga sekolah untuk meningkatkan program ini dari tahun sebelumnya.
D.
Kesimpulan dan Harapan Penulis
Gerakan penanaman pohon saat ini sedang gencar gencarnya
dilakukan. Hal ini mengingat semakin sempitnya ruang hijau tanaman yang
tergesar oleh perluasan bangunan dan kawasan perindustrian. Sekolah sebagai
tempat belajar perlu mengambil bagian akan pentingnya kawasan hijau berwawasan
lingkungan. SMP Negeri 2 Pitu, Kabupaten Ngawi Jawa Timur telah melaksanakan
Program Pohon Asuh dengan sistem “mbaon”.
Program ini sebagai bentuk integritas sekolah dalam memperhatikan sekaligus
mengupayakan kawasan sejuk dan rindang di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Prinsip dari Program Pohon Asuh ini adalah penanaman
pohon oleh seluruh warga sekolah dengan sistem mengasuh pohon mulai dari
pembibitan, penanaman, pemeliharaan sehinga pohon mampu tumbuh menjadi pohon
yang besar dan kuat. Penanaman Pohon Asuh ini dilakukan di dalam sekolah maupun
di luar sekolah/ di kawasan hutan dekat sekolah. Sedangkan sistem “Mbaon” adalah sistem penggarapan tanah
oleh warga sekolah, dengan memanfaatkan lahan kosong di hutan, namun tetap
memelihara pohon jati sebagai pohon induk hingga pohon tersebut tumbuh mejadi
besar. Tujuan dari gerakan pohon asuh ini adalah untuk mewujudkan sekolah yang
sejuk dan rindang. Dengan suasana sekolah yang sejuk dan rindang di harapkan
sekolah akan menjadi tempat yang nyaman untuk pembelajaran. Program Pohon Asuh ini
juga bermanfaat unt mencegah tanah longsor dan banjir.
Dengan adanya program Pohon Asuh sekolah ini jika bisa
dilaksanakan oleh semua sekolah di seluruh Indonesia maka harapan kedepan akan
muncul paru paru kecil di setiap desa atau kecamatan masing-amasing yang mampu berkontribusi
kerindangan di lingkungannya baik di perkotaan maupun di pedesaan. Jika ini
berjalan bukan tidak mungkin sekolah sekolah di Indonesia memberi warna hijau
di pulau-pulau mulai dari Sabang samapai Merauke, selain kawasan hutan
Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar