Jumat, 16 Desember 2016

NASKAH FINALIS SIMPOSIUM 2016


MENCIPTAKAN SEKOLAH SEJUK DAN RINDANG DENGAN PROGRAM POHON ASUH SISTEM “MBAON” DI SMPN 2 PITU KABUPATEN NGAWI

 OLEH : ARIS RIYADI, S.Pd., M.Pd. 

Kepala Sekolah di SMPN 2 Pitu Kab. Ngawi Jawa Timur.

 

 A.  Latar Belakang

Setiap tahun orang tua wali murid berbondong bodong ke sekolah untuk mencari sekolah yang terbaik bagi putra putrinya. Ketika mereka sudah memilih, maka sejuta impian dan harapan mereka percayakan pada sekolah itu. Begitu anaknya sudah masuk, maka segala bentuk tata aturan dan norma di percayakan pada sekolah tersebut. Besar harapan mereka terhadap sekolah yang telah mereka percayai. Tujuannya satu, agar anaknya mampu menjadi orang yang sukses dan bermanfaat bagi agama, orang tua, masyarakat, bangsa dan negara.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban dari harapan harapan orang tua dan masa depan bangsa, maka sudah selakyaknya satuan pendidikan harus mampu menjawab tantangan tersebut dengan mewujudkan integritas sekolah yang mengedepankan nilai-nilai luhur sekolah berwawasan lingkungan hidup. Integritas dalam hal ini adalah suatu konsep yang menunjuk konsistensi antara tindakan dengan nilai dan prinsip. Konsistensi sekolah dalam mengelola sekolah tentang lingkungan hidup perlu di munculkan dengan sikap konsisten mewujudkan sekolah yang rindang, hijau dan berwawasan lingkungan. Jika sekolah mempu menjadi paru paru kecil di daerahnya, maka jika SMP saja di seluruh Indonesia terdapat 26.277 ribu sekolah, dapat dibayangkan bahwa di permukaan pulau di Indonesia akan tersebar titik-titik paru-paru yang membentang dari Sabang sampai merauke selain kawasan hutan yang semakin menipis keberadaannya. (kemenkopmk.go.id). Maka sangat penting artinya jika sekolah berusaha terus dalam membangun satuan pendidikan berbasiskan nilai nilai luhur dengan mengedepankan pelestarian lingkungan sekolah yang nyaman sejuk dan rindang. Usaha tersebut dapat dilakukan secara estafet, intensif dan berkesinambungan. Sekolah merupakan tempat untuk belajar dan sekaligus menjadi rumah kedua. Untuk itu sudah selayaknya sekolah di setting menjadi sesuatu yang menarik sehingga peserta didik merasa betah dan senang di sekolah tersebut. Maka pembelajaran di sekolah akan menjadi pembelajaran yang menyenagkan atau  joyfull learning (arisriyadi.blogspot,com).
Konsep Sekolah menyenangkan ini telah di gagas jauh sebelum negara ini berdiri oleh tokoh pendidikan kita Ki Hajar Dewantara yang terkenal dengan sekolah Taman Siswa. Konsep sekolah taman siswa adalah berupaya menjadikan sekolah sebagai taman bagi siswa. Taman untuk bermain maupun taman untuk belajar. Jadi menurut Ki Hajar Dewantara, sekolah merupakan tempat untuk belajar, berinteraksi dalam suasana nyaman tenang bagaikan dalam sebuah taman yang indah sejuk dan rindang (Kemdikbud, 2015).
Maka sekolah yang rindang menjadi solusi untuk menciaptakan sekolah menyenangkan. Peserta didik akan menjadi nyaman dan betah dalam mengikuti pembelajaran di sekolahnya. Program Pohon Asuh merupakan konsep yang cocock untuk mewujudkan semua ini. Dengan sistem penanaman pohon yang di asuh secara estafet oleh siswa sendiri, mulai dari pembibitan, penanaman, pemupukan, perawatan/pemeliharaan maka pohon akan tumbuh menjadi pohon yang besar, layaknya anak pohon yang diasuh orang tuanya sendiri. Karena kawasan di sekolah kami adalah dekat kawasan hutan maka Program Pohon Asuh ini di sinergikan dengan sistem “mbaon” yang telah ada di penduduk sekitar sekolah tersebut.

B.  Perumusan Masalah
Program penanaman pohon banyak dilakukan oleh sekolah sekolah maupun instansi dengan menanam seribu atau sejuta  pohon, namun dilapangan mengalami  banyak hambatan dan kendala. Seiring perjalanan waktu, tidak banyak pohon yang mampu bertahan hidup. Penyebabnya banyak faktor, baik internal maupun eksternal. Internal dari kualitas bibit itu sendiri, teknik penanaman, maupun pemilihan waktu tanam. Sedangkan dari ekternal bisa karena pemeliharaan, kondisi lingkungan dan seterusnya. Ada satu masalah yang paling mencolok dalam program penanaman pohon adalah bagaimana tindak lanjut dalam pemeliharaan pohon tersebut dan siapa yang bertanggugjawab. Pola asuh pohon pasca penanaman menjadi masalah utama dalam program penanaman pohon tersebut. Sistem polah asuh terhadap pohon hampir tidak ada. Tongkat estafet pemeliharaan terputus. Sistem inilah yang perlu di rubah dengan sistem baru yang berkelanjutan, estafet dan bertanggungjawab terhadap penanaman pohon guna pelestarian lingkungan hidup. Kondisi lingkungan sekolah juga sangat berpengaruh dalam program penanaman pohon. Untuk itulah di butuhkan sebuah program penanaman pohon yang bersinergi antara sekolah dengan lingkungan sekitar, agar program tersebut dapat berjalan dengan lanjar dan berkelanjutan.

C.  Pembahasan dan Solusi
Manusia dan lingkungan hidup merupakan hubungan timbal balik yang tak terpisahkan. Manusia sangat tergantung dari lingkungan yang menjadi sumber daya alam untuk dimanfaatkan. Namun sumber daya alam sangatlah terbatas sehingga manusia perlu memperhatikan kelestarian lingkungan agar fungsi-fungsi lingkungan dapat berjalan sehingga dapat mendukung penghidupan berkelanjutan. Dalam rangka menyadarkan manusia terhadap kelstarian lingkungannya perlu adanya usaha untuk pembinaan arahan dalam upaya menjadikan seseorang mempunyai jiwa mencintai lingkungan.
     Sekolah merupakan salah satu ujung tombak untuk mencapai fungsi membentuk manusia yang peduli lingkungan. Sekolah juga hendaknya mampu menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Sekolah diharapkan mempunyai integritas sekolah yang mengedepankan nilai-nilai luhur sekolah berwawasan lingkungan hidup. Nilai nilai yang tertanam di dalam semua warga sekolah akan kepedulian lingkungan perlu di kembangkan secara bersama dengan komitmen bersama.
Berangkat dari permasalahan lingkungan yang terjadi dan sekolah adalah wadah yang tepat untuk membangun karakter peduli lingkungan dalam diri peserta didik maka sekolah harus mampu memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik dan memberikan motivasi yang positif, dalam diri peserta didik agar kelestarian lingkungan hidup tetap berkelanjutan. Solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut maka di sekolah kami, SMP Negeri 2 Pitu Kabupaten Ngawi, yang berlokasi di Desa Karanggeneng, Kecamatan Pitu, Kabuapten Ngawi, Jawa Timur (30 km utara kota ngawi, perbatasan dengan Blora, Jawa Tengah), telah melakukan usaha dalam upaya pelestarian lingkungan hidup di sekitar sekolah. Usaha tersebut di kenal dengan nama Program Pohon Asuh dengan sistem “Mbaon.”
Konsep dari Program Pohon Asuh di sekolah ini adalah penanaman pohon oleh seluruh warga sekolah dengan sistem mengasuh pohon mulai dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan sehinga pohon mampu tumbuh menjadi pohon yang besar dan kuat. Penanaman Pohon Asuh ini dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah/sekitar sekolah. Karena sekolah kami berlokasi di tepi kawasan hutan Kecamatan Pitu kabupaten Ngawi, maka Program Pohon Asuh ini kami sinergikan denga sistem “Mbaon” yang telah lama di kenal masyarakat di daerah sekitar sekolah. “Mbaon” berasal dari kata bau yang artinya bahu orang sebagai tumpuan kerja. (wawancara dengan P.Darmun, tokoh masyarakat). Sistem “Mbaon” adalah sistem penggarapan tanah oleh masayarakat sekitar hutan, dengan memanfaatkan lahan kosong di hutan, namun tetap memelihara pohon jati sebagai pohon induk hingga pohon tersebut tumbuh mejadi besar. Jadi masayarakat sekitar biasa menanam jagung, kedelai, ketela dan lain lain di kawasan hutan, dengan memelihara pohon jati yang ada di tanah garapannya. Pohon jati juga menjadi tanggung jawab penggarap jika terjadi mati atau rusak. Hasil panen palawija penggarap menjadi hak penggarap, sedangkan perhutani sebagai pemilik tanah dan pohon jati hanya bertugas memantau kan kelangsungan hidup pohon jati tersebut.
Dari sistem ini sekolah juga menggambil peran, dengan menggarap tanah di sekitar hutan sekaligus warga sekolah mempunyai pohon asuh atas tanaman jati di huatan sekitar sekolah tersebut. Program ini dilakukan secara terencana, terukur dan berkesinambungan. Tujuan dari Program Pohon Asuh ini adalah agar sekolah menjadi tempat belajar yang sejuk dan rindang, sehingga peserta didik dapat belajar di sekolah dengan nyaman dan tenang. Fungsi lain adalah untuk mencegah tanah longsur dan banjir yang sering terjadi di kawasan sekolah kami. Adapun tahapan konsep Program Pohon Asuh tersebut adalah sebagai berikut:
1.   Persiapan
Untuk mewujudkan program Pohon Asuh sekolah perlu segera melakukan persiapan yang tepat terencana terintegrasi dan berkesinambungan. Persiapan ini di laksanakan agar mempermudah dan mempercepat dalam perencanaan dan pelaksanaannya sehingga akan mempermudah terwujudnya sekolah yang ideal sesuai perencanaan. Adapun tahap persiapan meliputi
a.      Kepala sekolah, komite sekolah, orang tua/wali murid, siswa, Perhutani dan seluruh komponen warga sekolah berkomitmen untuk mengembangkan sekolah berwawasan lingkungan dengan menuangkan program pohon asuh dalan rencana kegiatan sekolah (RPS).
b.     Kepala sekolah bersama komite sekolah, tenaga pendidik dan kependidikan serta siswa membentuk tim pengembang Pohon Asuh dan mensosialisasikan pentingnya program Pohon Asuh Sekolah ke semua warga sekolah dan Perhutani.
c.      Tim ini bertugas mengkoordinasikan berbagai upaya pengembangan menuju sekolah yang sejuk dan rindang yang meliputi sosialiasi pentingnya sekolah yang sejuk rindang, menyusun dan melaksanakan rencana serta mamantau proses pengembangan dan evaluasi.
d.     Tim Pengembang Pohon Asuh mengidentifikasi semua potensi, kapasitas, kerentanan dan ancaman sekolah untuk mengembangkan sekolah sejuk dan rindang.
2.   Perencanaan
Tim pengembang Pohon Asuh menyusun rencana aksi tahunan untuk mewujudkan sekolah sejuk dan rindang yang terintegrasi ke dalam kebijakan, program dan kegiatan yang sudah ada seperti KTSP, RKAS dan RKS sebagai komponen penting dalam perencanaan pengembangan sekolah sejuk dan rindang. Dalam program sekolah yang tertuang di KTSP, telah di agendakan jadwal setiap jumat ada jam khusus untuk perawatan Pohon Asuh dengan terpola da terprogram secara berkesinambungan. Dalam RKAS dan RKS ada rencana program dan rencana anggaran untuk mendukung terleksananya program Pohon Asuh sekolah. Dalam perencanaan ada kartu kesepakatan yang harus di taati oleh semua warga sekolah tentang aturan dalam pelaksanaan program Pohon Asuh Sekolah tersebut. Untuk penanaman di kawasan hutan di rencanakan secara bersama dengan pihak Perhutani, tentang lahan lahan yang akan di gunakan. Juga pemantauan secara bersama anatara sekolah  dengan Perhutani. Perjanjian kerja sama juga di lakukan antara sekolah dan Perhutani yang menyangkut pembibitan, pemeliharaan dan hak milik pohon. 


3.   Pelaksanaan
Tim pengembang Pohon Asuh melaksanakan rencana aksi tahunan dengan mengoptimalkan semua sumber daya sekolah, masyarakat sekitar dan orang tua wali murid.
a.   Pembibitan
Bibit pohon asuh di peroleh dari Perhutani dan Kecamatan Pitu Kabupaten Ngawi, yang memang setiap tahun memberikan bantuan terhadap sekolah sekolah yang akan menanam pohon di sekitar sekolah tersebut. Untuk pohon yang di tanam di sekolah menjadi hak milik sekolah, sedangkan untuk pohon yang di tanam di hutan menjadi hak milik Perhutani, sedangkan sekolah hanya merawat dan memanfaatkan lahan di sekitar hutan yang di garap sekolah.
b.   Penanaman
Sebelum penanaman dilakukan perlu adanya penataan lokasi atau titik titik tempat penanaman pohon dan juga tempat tambal sulam jika kedapatan pohon yang mati. Lokasi meliputi kawasan di dalam lingkungan sekolah maupun kawasan di tengah hutan/di tepi jalan menuju hutan. Adapun gambar penentuan lokasi sebagai berikut:
Setelah pemetaan dilakukan maka penanaman di laksanakan dengan serempak. Penanaman perlu di buat lobang tanaman dan tanah kompos agar tanaman mampu berkembang dengan baik. Penanaman juga di ikuti dengan pemberian pengaman berupa bambu guna melindungi tanaman dari gangguan luar misalnya dimakan ternak atau di potong penggembala. Penanaman juga di lakukan di jalan jalan menuju sekolah dan jalan desa. Bahkan karena lokasi sekolah dekat hutan maka warga sekolah juga menanam di dalam hutan milik perhutani dengan mengasuh pohon tersebut. Sistem ini di sebut sistem “Mbaon” di mana warga sekolah mengasuh pohon jati dan memanfaatkan areal sekitar pohon jati untuk bercocok tanam. Misalnya tumpang sari jagung, ketela dan empon empon atau apotik hidup. Hasilnya di manfaatkan untuk sekolah.
Setelah penanaman dilakukan, di beri tanda label pada masing masing pohon dengan identitas nama pohon, nama penanam, kelas. Dari identitas tersebut dapat diketahui bahwa siapa pemilik pohon asuh tersebut dan bagaimana perkembangan pohon tersebut merupakan tanggungjawab atau asuhan dari pemilik nama pohon tersebut.
c.    Pemeliharaan
1). Pengolahan tanah
       Pengolahan tanah yang dimaksud adalah penggemburan lahan disekitar pohon dengan alat cangkul agar tanah senantiasa gembur dan subur.
2). Pemupukan
       Pemupukan di lakukan secara terjadwal dan berkelanjutan. Pupuk yang di anjurkan adalah pupuk kandang dengan takaran yang proporsional.
3). Penyiangan
       Penyiangan adalah membersihkan gulma atau tumbuhan lain yang mengganggu pohon tersebut. (Gembong Tjitrosopomo, 2014) Yang paling banyak mengganggu adalah rumput. Penyiangan rumput dilakukan secara rutin setiap hari jumat, karena pada setiap hari Jumat diadakan program Jumat bersih.
4). Pelaporan
       Setiap warga sekolah mempunyai pohon yang diasuh secara mandiri. Setiap warga sekolah melaporkan perkembangan pertumbuhan pohon pada tim pengembang Pohon Asuh secara berkala. Tim pengembang Pohon Asuh juga mengevaluasi secara berkala perkembangan pohon tersebut. Jika ada kendala kendala yang terjadi maka tim pengembang akan meberikan solusi. Kendala yang sering terjadi adalah pohon mati atau rusak. Maka perlu adanya penggantian pohon atau perbaikan pohon.

4.   Pemantauan, Pelaporan dan Evaluasi
Tim pengembang Pohon Asuh melaksanakan pemantauan dan evaluasi atas rencana gerakan aksi Pohon Asuh sekolah, selanjutnya melakukan pelaporan hasil evaluasi dalam rapat kerja yang dihadiri oleh tim pengembang Pohon Asuh dan warga sekolah.
5.   Pelepasan, Sertifikasi dan Penghargaan
Tim pengembang Pohon Asuh memberikan serah terima kepada warga sekolah yang keluar dan masuk secara bersamaan untuk siswa yang masuk dan lulus dan secara individu untuk guru/karyawan serta siswa yang mutasi ke sekolah lain. Setiap warga sekolah akan mendapatkan piagam/sertifik telah mengasuh pohon tersebut sesuai lamanya mereka mengasuh pohon itu. Sertifikat ini di tandatangani oleh kepala sekolah sebagai bukti bahwa mereka telah berkontribusi merawat dan mengasuh pohon di lingkungan sekolah sekaligus sebagai rasa ucapan terimakasih kepada warga sekolah yang telah ikut mendukung pelestarian lingkungan melalui program Pohon Asuh sekolah. Dari hasil program Pohon Asuh Sekolah, SMP Negeri 2 Pitu mendapatkan penghargaan menjadi juara 2 Pohon Asuh Tingkat Kabupaten Ngawi. Dari penghargaan ini semakin memotivasi warga sekolah untuk meningkatkan program ini dari tahun sebelumnya.

D.  Kesimpulan dan Harapan Penulis
Gerakan penanaman pohon saat ini sedang gencar gencarnya dilakukan. Hal ini mengingat semakin sempitnya ruang hijau tanaman yang tergesar oleh perluasan bangunan dan kawasan perindustrian. Sekolah sebagai tempat belajar perlu mengambil bagian akan pentingnya kawasan hijau berwawasan lingkungan. SMP Negeri 2 Pitu, Kabupaten Ngawi Jawa Timur telah melaksanakan Program Pohon Asuh dengan sistem “mbaon”. Program ini sebagai bentuk integritas sekolah dalam memperhatikan sekaligus mengupayakan kawasan sejuk dan rindang di sekolah dan lingkungan sekitarnya.
Prinsip dari Program Pohon Asuh ini adalah penanaman pohon oleh seluruh warga sekolah dengan sistem mengasuh pohon mulai dari pembibitan, penanaman, pemeliharaan sehinga pohon mampu tumbuh menjadi pohon yang besar dan kuat. Penanaman Pohon Asuh ini dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah/ di kawasan hutan dekat sekolah. Sedangkan sistem “Mbaon” adalah sistem penggarapan tanah oleh warga sekolah, dengan memanfaatkan lahan kosong di hutan, namun tetap memelihara pohon jati sebagai pohon induk hingga pohon tersebut tumbuh mejadi besar. Tujuan dari gerakan pohon asuh ini adalah untuk mewujudkan sekolah yang sejuk dan rindang. Dengan suasana sekolah yang sejuk dan rindang di harapkan sekolah akan menjadi tempat yang nyaman untuk pembelajaran. Program Pohon Asuh ini juga bermanfaat unt mencegah tanah longsor dan banjir.
Dengan adanya program Pohon Asuh sekolah ini jika bisa dilaksanakan oleh semua sekolah di seluruh Indonesia maka harapan kedepan akan muncul paru paru kecil di setiap desa atau kecamatan masing-amasing yang mampu berkontribusi kerindangan di lingkungannya baik di perkotaan maupun di pedesaan. Jika ini berjalan bukan tidak mungkin sekolah sekolah di Indonesia memberi warna hijau di pulau-pulau mulai dari Sabang samapai Merauke, selain kawasan hutan Indonesia.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar